Sampah digital patut menjadi perhatian di masa sekarang. Ketika Warga Asri mengikuti tantangan #AksiAsri365 hari kedua untuk mencari tahu jenis-jenis sampah, sumber pada mesin pencarian biasanya hanya menyebut sampah-sampah yang wujudnya terlihat secara fisik. Sama seperti waktu di bangku sekolah, generasi 90-an ke bawah dalam buku pelajaran akan menjumpai jenis-jenis sampah yang dibedakan menjadi organik dan anorganik.
Namun, jika mengingat kembali tantangan #AksiAsri365 hari sebelumnya yang berbunyi sortir dan hapus 100 e-mail tidak penting, maka timbul pertanyaan. Apakah e-mail tidak penting tersebut termasuk sampah? Jawabannya iya dan itu termasuk salah satu sampah digital.
Warga Asri perlu tahu bahwa sampah digital dapat meliputi berbagai file yang sudah tidak lagi digunakan, tetapi masih disimpan. File-file tersebut termasuk e-mail, gambar, audio, video, sampai history pencarian. Sampah digital yang dibiarkan menumpuk akan menghasilkan jejak karbon digital. Pasalnya, pemakaian energi perangkat elektronik sebagian besar masih berbasis dari energi fosil.
Jejak karbon yang dihasilkan dari gawai, internet, beserta sistem yang mendukungnya diperkirakan menyumbang 3,7% emisi global. Angka tersebut setara dengan jumlah yang diproduksi oleh industri penerbangan secara global menurut Mike Hazas, peneliti di Lancaster University. Bahkan, emisi ini diperkirakan dapat meningkat hingga dua kali lipat pada 2025.
Oleh sebab itu, Warga Asri perlu mengambil langkah untuk mengurangi emisi dalam kehidupan digital. Salah satu cara yang dapat ditempuh yakni dengan melakukan digital decluttering. Berikut beberapa tips mudah melakukan digital decluttering.
- Menghapus e-mail tidak penting
Seperti yang disinggung di awal, e-mail tidak penting termasuk sampah digital. Jejak karbon digital dari e-mail relatif bervariasi, 0,3g CO2e untuk e-mail spam sampai 4g CO2 untuk e-mail biasa. Sementara itu, e-mail dengan foto/lampiran tentu akan meninggalkan jejak karbon lebih besar hingga 50g. Maka dari itu, sudah saatnya untuk menghapus e-mail tidak penting.
- Merapikan file pada galeri
Siapa Warga Asri yang menyimpan banyak file foto atau video di galeri ponsel? Yuk, sekarang mulai biasakan untuk decluttering dengan menyortir berbagai file tersebut. Warga Asri dapat menghapus file yang sekiranya tidak lagi diperlukan dan menata folder supaya lebih rapi.
- Menghapus aplikasi yang tidak digunakan
Coba lihat kembali berapa banyak aplikasi di gadget yang sudah jarang dibuka atau tidak digunakan. Digital decluttering juga dapat dilakukan dengan menghapus aplikasi-aplikasi tersebut.
- Mengelola folder Download
Ketika berselancar di internet, sering kali ada kebutuhan yang mengharuskan untuk mengunduh file. Berbagai file mulai dari gambar, audio, maupun video tersebut biasanya disimpan dalam folder Download di ponsel gawai.
Nah, apakah Warga Asri sering mengecek folder Download itu? Jangan sampai file-file itu menumpuk begitu saja, bahkan sampai lupa pernah mengunduhnya.
Digital decluttering penting untuk sering dilakukan. Menghapus sampah digital rasanya membawa kelegaan yang sama seperti menyingkirkan barang-barang yang tidak lagi berguna. Jadi bagaimana, siap rutin digital decluttering untuk #IndonesiaAsri?
Penulis :Hayuning Ratri Hapsari