Table of Contents
Sampah organik merupakan jenis sampah yang mudah terurai dan berasal dari bahan alami, seperti sisa makanan, daun, atau sisa tanaman.
Meskipun sering kali dianggap remeh, pengolahan sampah organik yang tepat dapat mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
Artikel ini akan membahas berbagai cara pengolahan sampah organik yang bisa dilakukan di rumah atau lingkungan sekitar sehingga kamu dapat ikut berperan dalam menjaga kelestarian bumi. Temukan cara-cara mudah dan efektif untuk mengolah sampah organik di bawah ini!
Cara Pengolahan Sampah Organik
Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik itu hewan maupun tumbuhan. Contohnya meliputi sisa makanan, dedaunan, atau kotoran hewan.
Dengan mengolah sampah organik, kita tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Sayangnya, sebagian masyarakat belum mengerti bagaimana cara mengolah sampah organik.
Menurut Badan Pusat Statistik, ada 39,87% responden yang tidak mengetahui cara memilah sampah. Artinya, banyak yang belum memahami pentingnya memilah dan mengolah sampah, termasuk sampah organik yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan.
Dengan sedikit usaha dan kreativitas, sampah dapur, seperti sisa sayuran, buah, atau bahkan kulit telur bisa diubah menjadi pupuk organik yang berguna untuk menyuburkan tanaman. Yuk, simak beberapa cara mengolah sampah organik berikut yang bisa Anda coba di rumah:
1. Memilah Sampah Berdasarkan Jenisnya
Langkah pertama dalam mengolah sampah organik adalah dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Pemilahan sampah ini bertujuan untuk memudahkan proses pengolahan selanjutnya.
Sampah organik, seperti sisa makanan, kulit buah, dan daun-daun kering perlu dipisahkan dari sampah anorganik, seperti plastik, kaca, dan kertas. Dengan memilah sampah, kamu dapat mengolah sampah organik secara efektif dan efisien.
2. Mempraktikkan Prinsip 3R
Prinsip 3R mencakup reduce (mengurangi jumlah sampah), reuse (memanfaatkan kembali barang), dan recycle (mendaur ulang material).
Reduce mengacu pada upaya untuk meminimalkan penggunaan barang yang dapat menghasilkan sampah. Di sisi lain, reuse berarti memanfaatkan kembali barang yang sudah ada sehingga dapat mengurangi potensi limbah.
Sementara recycle adalah proses mengolah sampah menjadi produk baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi. Metode ini dapat menjadi langkah awal yang efektif untuk menerapkan gaya hidup zero waste.
3. Melakukan Penggantian Barang
Tips pengelolaan sampah organik selanjutnya adalah beralih ke barang-barang yang lebih awet dan ramah lingkungan. Barang-barang ini umumnya memiliki kualitas lebih baik sehingga dapat digunakan untuk waktu yang lebih lama, seperti sedotan bambu atau tas belanja dari kain.
Baca juga: 3 Cara Mengubah Limbah Pakaian Jadi Useful!
4. Membuat Tempat Pengomposan
Memiliki sarana pembuatan kompos di rumah tidak hanya mengurangi sampah organik, tetapi juga bermanfaat bagi kebun rumah, loh. Hal ini karena kompos yang dihasilkan bisa menjadi pupuk alami ramah lingkungan.
Namun, pengomposan sering kali dianggap memakan waktu dan tempat yang cukup banyak. Oleh karena itu, proses pengomposan ini sebaiknya didukung dengan perencanaan yang matang, seperti menghabiskan makanan agar tidak ada sisa yang terbuang.
5. Mengelompokkan Sampah Organik Hewani
Jika Anda berencana membuat komposter untuk mengolah sampah organik, pastikan untuk memisahkan sampah yang berasal dari hewan, seperti insang ikan atau tulang ayam.
Sampah organik hewani dapat mengganggu proses pembentukan kompos dan berpotensi menyebabkan kegagalan.
6. Membuat Lubang Biopori
Lubang biopori merupakan solusi sederhana untuk mengelola sampah organik tanpa memerlukan perhatian intensif.
Selain efektif mengolah sampah organik, lubang biopori juga memberikan nutrisi bagi biota tanah di sekitarnya dan berfungsi sebagai resapan air, mencegah banjir atau genangan.
Dengan menggunakan pipa, kamu bisa menciptakan sistem yang praktis dan hemat biaya, serta menjaga rumah tetap aman dari genangan air saat hujan deras.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuang Sampah dengan Baik? Begini Caranya!
7. Membuat Eco Enzyme
Sisa kulit buah dan potongan sayur yang biasanya dibuang bisa dimanfaatkan menjadi cairan eco enzyme, yakni metode pengolahan sampah organik berupa kulit buah dan sayur yang difermentasi dengan berbagai bahan.
Dengan menggunakan botol plastik bekas sebagai wadah, sampah organik, gula merah, dan air, kamu bisa membuat cairan eco enzyme sebagai produk pembersih lantai, toilet, dan dapur. Proses fermentasi ini memakan waktu tiga bulan dan tidak menimbulkan bau atau menarik serangga.
Selain mengurangi sampah organik, cairan eco enzyme juga menghemat biaya karena tidak perlu membeli cairan pembersih.
8. Setor Sampah Organik
Jika kamu tidak memiliki waktu atau lahan untuk mengolah sampah organik sendiri, kamu bisa memanfaatkan layanan pengelolaan sampah. Banyak kota atau komunitas yang menyediakan layanan pengumpulan sampah organik secara berkala.
Dengan menyetorkan sampah organik ke layanan ini, kamu telah berkontribusi pada ekonomi sirkular. Sebab, sampah organik yang kamu setorkan bisa diolah menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi yang digunakan untuk kebutuhan pertanian atau perkebunan.
Itulah beberapa cara pengolahan sampah organik yang bisa kamu coba di rumah atau di lingkungan sekitar. Dengan mengelola sampah organik secara tepat, kamu turut serta dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.
Berbekal kesadaran dan partisipasi aktif, kamu bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan mendukung keberlanjutan sumber daya alam.
Untuk itu, siapkah kamu menjadi Warga Asri? Daftarkan diri kamu sekarang dan jadilah GARDA TERDEPAN-nya Indonesia Asri. Buatlah setiap langkahmu sebagai inspirasi nyata dan mulai perubahan untuk bumi yang lebih sehat!
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Sampah di Lingkungan Masyarakat dengan Bijak