Table of Contents
Tahukah kamu, sampah anorganik adalah jenis limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia maupun industri? Sebenarnya, contoh sampah anorganik biasa dijumpai di mana-mana, seperti di rumah tangga, maupun di rumah sakit.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2023, sebanyak 38,38% atau sekitar 14 juta lebih ton sampah tidak terkelola, baik itu sampah organik maupun anorganik.
Oleh karena itu, generasi muda harus peduli akan lingkungan hidup dan mulai memahami pentingnya pengelolaan sampah yang tepat. Yuk, pelajari lebih lanjut mengenai contoh sampah anorganik hingga manfaat pengelolaannya di bawah ini!
Apa itu Sampah Anorganik?
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang bersifat non-biodegradable, artinya sulit terurai secara alami oleh mikroorganisme. Sampah ini terdiri dari bahan-bahan yang membutuhkan waktu lama untuk terurai.
Berbeda dengan sampah organik yang bisa diubah menjadi kompos, sampah anorganik umumnya tidak dapat langsung dimanfaatkan kembali oleh alam. Akibatnya, sampah anorganik yang menumpuk bisa mencemari tanah, air, dan udara jika tidak dikelola dengan baik.
Oleh karena itu, diperlukan upaya khusus untuk mengelolanya, misalnya dengan mendaur ulang menjadi produk baru. Dengan cara ini, kita bisa mengurangi jumlah sampah anorganik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan membantu menjaga lingkungan.
Jenis Sampah Anorganik
Sampah anorganik terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu sampah anorganik lunak dan sampah anorganik keras. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Sampah Anorganik Lunak
Sampah anorganik lunak adalah jenis sampah yang relatif fleksibel dan tidak terlalu keras, seperti styrofoam dan kertas. Selain itu, sampah jenis ini juga bisa berbentuk cairan, misalnya detergen, minyak jelantah, dan lain sebagainya.
Pengelolaan sampah anorganik lunak cenderung lebih mudah. Sampah jenis ini bisa didaur ulang menjadi berbagai produk baru, seperti kemasan, tas, atau bahkan bahan untuk pembuatan pakaian.
Baca juga: 3 Cara Mengubah Limbah Pakaian Jadi Useful!
2. Sampah Anorganik Keras
Sampah anorganik keras adalah sampah yang memiliki struktur kuat, seperti logam, kaca, dan limbah elektronik. Pengelolaannya lebih kompleks karena harus menggunakan teknologi khusus untuk proses daur ulang. Meski demikian, sampah anorganik keras dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan baku untuk berbagai produk industri.
Contoh Sampah Anorganik
Setelah memahami jenis-jenisnya, berikut adalah contoh sampah anorganik yang mungkin sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari:
1. Plastik
Plastik adalah salah satu contoh sampah anorganik yang cukup melekat di kehidupan sehari-hari. Sadar atau tidak, barang-barang seperti botol minum, wadah panganan, hingga alat-alat otomotif umumnya terbuat dari plastik.
Sampah plastik dapat dikelola kembali menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat, sebagaimana yang dilakukan oleh Chandra Asri Group.
Kami ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan ekonomi sirkular dengan mengolah sampah plastik menjadi aspal plastik hingga bahan bakar kendaraan. Menarik, kan?
Chandra Asri Group melalui Indonesia Asri pun terus menggalakkan edukasi terkait pilah sampah dan pengelolaan sampah plastik ke masyarakat agar pemanfaatan sampah plastik bisa semakin optimal.
2. Logam
Logam juga termasuk dalam kategori sampah anorganik keras yang sulit terurai. Beberapa sampah logam yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu kaleng minuman, peralatan rumah tangga bekas, dan besi tua.
3. Kertas
Contoh sampah anorganik berikutnya yaitu kertas. Sampah ini meliputi koran, majalah, dan kardus bekas. Sampah kertas dapat didaur ulang menjadi kertas baru atau produk lain, seperti karton, kerajinan tangan yang bernilai jual, hingga menjadikannya karya seni.
Dengan mendaur ulang kertas, kita bisa membantu mengurangi penebangan pohon yang dibutuhkan untuk bahan baku kertas baru.
4. Kaca
Contoh sampah anorganik keras lainnya yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah kaca. Sampah ini tahan lama dan tidak mudah terurai, seperti botol kaca, pecahan jendela, atau gelas bekas.
5. Limbah Elektronik
Limbah elektronik mencakup barang-barang elektronik yang sudah rusak atau tidak digunakan lagi, seperti ponsel, komputer, dan baterai. Sampah ini mengandung bahan kimia berbahaya sehingga memerlukan penanganan khusus untuk memastikan tidak mencemari lingkungan.
Seperti contoh, penanganan yang diinisiasi oleh pemerintah adalah Penjemputan Limbah Elektronik yang dimulai pada tahun 2017 di Jakarta. Hal ini dilakukan agar limbah elektronik dapat dikelola sesuai dengan spesifikasinya di penampungan sampah khusus B3.
Baca juga: Bersih-Bersih Sampah Digital dengan Digital Decluttering Itu Penting, Yuk Sering Lakukan!
Manfaat Sampah Anorganik
Sampah anorganik yang dikelola dengan baik dapat memberikan berbagai manfaat bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa manfaat dari pengelolaan sampah anorganik:
1. Biogas
Salah satu manfaat dari sampah anorganik adalah produksi biogas, yakni sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Beberapa jenis plastik bisa dicampur dengan sampah organik dan diolah menjadi gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Selain meminimalkan jumlah sampah di TPA, produksi biogas dari sampah anorganik ini juga bisa membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
2. Kerajinan Tangan
Sampah anorganik, seperti plastik dan kertas dapat dijadikan bahan dasar untuk kerajinan tangan. Contoh kerajinan tangan tersebut yaitu vas bunga dari botol plastik, tempat pensil dari kaleng, dan hiasan dekoratif dari kaca. Kerajinan ini tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi.
3. Bahan Baku Industri
Beberapa sampah anorganik, seperti logam dan kaca bisa didaur ulang menjadi bahan baku industri. Misalnya, logam bekas bisa digunakan kembali dalam pembuatan kendaraan atau peralatan rumah tangga. Dengan menggunakan sampah anorganik sebagai bahan baku, industri bisa menghemat biaya produksi sekaligus membantu menjaga kelestarian alam.
Demikian penjelasan mengenai pengertian sampah anorganik, jenis, contoh, dan manfaat pengelolaannya. Memahami contoh-contoh sampah anorganik bisa membantu kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
4. Aspal Plastik
Tahukah kamu, sampah anorganik, terutama plastik, dapat diolah menjadi aspal plastik yang sangat bermanfaat? Seperti yang sempat disebutkan di atas, Chandra Asri Group telah berhasil mengubah sampah plastik menjadi produk aspal berkualitas.
Alhasil, aspal tersebut dapat meningkatkan kualitas stabilitas jalan hingga 40% bahkan sudah digunakan lebih dari 120 km di seluruh Indonesia.
Nah, kamu bisa mulai dari hal kecil, seperti memisahkan sampah anorganik dan organik di rumah lalu menyetorkannya ke bank sampah sesuai jenisnya atau bisa juga dengan mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai. Selain itu, kamu juga dapat mengikuti gerakan Operasi Semut yang dipelopori oleh Indonesia Asri.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah sehingga bisa diolah menjadi barang baru yang bermanfaat. Jadi, yuk, daftarkan diri kamu sekarang juga dan tunjukkan bahwa generasi muda dapat menjadi agen perubahan demi masa depan yang lebih hijau!
Baca juga: Apa Itu Ekonomi Sirkular? Ini Aksi Nyata Ekonomi Sirkular untuk Lingkungan Kita