Table of Contents
Jika Warga Asri hobi memasak, pasti familiar dengan keberadaan minyak jelantah. Minyak ini dihasilkan dari proses menggoreng berulang kali hingga tampak lebih keruh.
Pada beberapa kasus, minyak ini dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan minyak jelantah yang bermanfaat. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu minyak jelantah dan mengapa kamu harus mulai menaruh perhatian pada limbah rumah tangga ini, simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Minyak Jelantah?
Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan berulang kali dalam proses memasak. Biasanya berasal dari minyak sayur, kelapa sawit, atau jagung. Setelah dipakai terus-menerus, minyak ini mengalami penurunan kualitas akibat oksidasi dan partikel makanan, sehingga warnanya menjadi gelap dan baunya tidak sedap.
Meskipun terlihat sepele, minyak jelantah termasuk limbah berbahaya, terutama jika dibuang sembarangan ke saluran air atau tanah. Bahkan, Indonesia menghasilkan sekitar 715 kiloton minyak jelantah per tahun, menjadikannya salah satu limbah terbesar dari rumah tangga dan bisnis makanan.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuang Sampah dengan Baik? Begini Caranya!
Apa yang Terkandung pada Minyak Jelantah?
Secara umum, minyak jelantah adalah minyak masak yang sudah digunakan berulang kali. Minyak ini termasuk limbah dan mengandung beberapa senyawa kimia hasil penggorengan yang sebaiknya dihindari. Adapun kandungan minyak jelantah adalah sebagai berikut:
1. Radikal Bebas
Kamu mungkin sering mendengar bahwa minyak jelantah dapat mengandung radikal bebas. Radikal bebas adalah senyawa reaktif yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif dan merusak sel-sel tubuh. Senyawa ini juga termasuk karsinogenik yang dapat meningkatkan risiko kanker.
2. Asam Lemak Trans
Asam lemak trans adalah adalah asam lemak yang ada pada minyak nabati dan telah mengalami hidrogenasi parsial sehingga bentuknya menjadi padat atau hampir padat.
Asam lemak trans pada minyak jelantah umumnya dihasilkan dari proses pemanasan pada suhu tinggi yang berulang. Asam lemak ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika dikonsumsi terus-menerus.
3. Senyawa Karsinogenik
Minyak jelantah juga mengandung senyawa karsinogenik lainnya, seperti Hidrokarbon Aromatik Polisiklik dan Akrilamida yang dihasilkan dari proses masak dengan suhu tinggi. Senyawa karsinogenik tersebut dapat meningkatkan risiko kanker.
Baca juga: Apa Saja yang Termasuk Sampah Plastik? Ini Daftarnya
Bahaya Minyak Jelantah Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, minyak jelantah memiliki berbagai macam kandungan yang dapat membahayakan kesehatan jika digunakan secara berulang. Tidak hanya itu, minyak jelantah juga menjadi limbah cair yang dapat mencemari lingkungan.
Berikut ini adalah bahaya minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan yang perlu diperhatikan:
- Meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker.
- Memicu kerusakan sel tubuh.
- Memicu gangguan pencernaan.
- Menyumbat saluran air dan selokan.
- Mencemari tanah dan air.
- Menyumbat aliran oksigen pada hewan dan tumbuhan yang terlapisi minyak jelantah.
- Menimbulkan bau busuk pada lingkungan jika dibuang sembarangan.
- Mencemari garis pantai.
- Menyumbat instalasi pengolahan air.
- Menyumbat pipa dapur rumah tangga.
Minyak Jelantah untuk Apa? Ini 3 Pemanfaatan Ramah Lingkungan
Karena minyak jelantah menyebabkan bahaya kesehatan dan lingkungan, minyak ini perlu diolah dengan bijak. Minyak ini juga tidak dapat dibuang begitu saja ke tempat sampah atau ke saluran air karena dapat mencemari tanah dan air.
Kamu dapat menyimpan minyak jelantah pada wadah tertutup yang tidak mudah pecah, tumpah, atau bocor. Kemudian, kamu bisa menyetorkannya pada pihak-pihak yang dapat mendaur ulang atau mengolahnya.
Selain itu, minyak jelantah dapat diolah dengan berbagai macam cara agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan, di antaranya:
1. Mengubah Minyak Jelantah Menjadi Biofuel
Salah satu jawaban paling menjanjikan untuk pertanyaan: minyak jelantah untuk apa? → adalah bioenergi.
Minyak jelantah dapat dikonversi menjadi biofuel, alternatif bahan bakar ramah lingkungan. Proyek seperti MINYAKU (Manajemen Pengumpulan Minyak Jelantah untuk Lingkungan) yang digagas oleh Chandra Asri Group & TUKR, menunjukkan bahwa pengumpulan minyak jelantah bisa dikembangkan menjadi sistem ekonomi sirkular yang memberdayakan masyarakat sekaligus melestarikan lingkungan.
2. Menjadi Bahan Baku Pembuatan Sabun
Minyak jelantah juga bisa diubah menjadi sabun cuci atau sabun mandi. Caranya cukup sederhana, dengan bahan tambahan seperti soda api dan minyak esensial. Proses ini bukan hanya mengurangi limbah, tapi juga mendorong produksi rumahan dan usaha mikro berbasis lingkungan.
3. Menjadi Pelumas dan Pembersih
Pemanfaatan minyak jelantah yang terakhir adalah menjadikannya pelumas serta pembersih noda oli pada peralatan mekanik. Kamu juga bisa menggunakannya untuk membersihkan noda pada peralatan rumah tangga.
Cara Menyimpan dan Mengelola Minyak Jelantah dengan Benar
Agar minyak jelantah bisa dimanfaatkan, ikuti langkah berikut:
- Simpan dalam wadah tertutup dan kuat (botol bekas air mineral atau jerigen)
- Jangan campur dengan air atau limbah lain
- Setorkan ke bank sampah atau komunitas daur ulang minyak jelantah
- Cek apakah di kotamu sudah ada program seperti MINYAKU atau mitra pengelola minyak jelantah resmi
Kini kamu tahu bahwa minyak jelantah adalah limbah berbahaya jika dibuang sembarangan, namun bisa jadi solusi energi, sabun, dan pelumas bila dikelola tepat. Jadi, daripada membuangnya ke saluran air, lebih baik kumpulkan dan serahkan ke pihak pengolah yang bertanggung jawab.
Yuk, mulai dari dapur sendiri! Jadikan pengelolaan minyak jelantah sebagai bagian dari gaya hidup berkelanjutan.
Kamu juga bisa ikut serta dalam kampanye lingkungan bersama Indonesia Asri, lewat program #SiPalingSustainable yang mengajak masyarakat beraksi nyata demi bumi yang lebih hijau.
Baca juga: 8 Cara Pengolahan Sampah Organik, Mudah & Ramah Lingkungan!