Table of Contents
Apakah Warga Asri pernah mendengar istilah bioremediasi? Bioremediasi merupakan salah satu upaya untuk memulihkan kembali kondisi lingkungan yang tercemar dengan bantuan mikroorganisme. Metode ini sudah banyak dilakukan di berbagai negara untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
Penasaran ingin tahu lebih lanjut? Yuk simak penjelasan lengkap tentang pengertian, perkembangan, cara kerja, manfaat, jenis dan contohnya dalam artikel dibawah ini!
Apa Itu Bioremediasi?
Bioremediasi adalah upaya pemulihan kembali kondisi lingkungan yang tercemar dengan memanfaatkan mikroorganisme. Beberapa contoh mikroorganisme yang biasanya digunakan dalam bioremediasi yaitu bakteri, alga, jamur, kapang, atau enzim.
Bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan, mentransformasi, atau menghilangkan bahan polutan dari lingkungan. Metode ini dinilai cukup efektif, ramah lingkungan, dan juga hemat biaya.
Perkembangan Bioremediasi
Tahukah kamu? Metode bioremediasi sudah ada sejak awal 1900-an. Saat itu, peneliti sudah mulai mengidentifikasi karakteristik bakteri yang dapat mengurai senyawa organik dan juga logam berat pada lingkungan.
Kemudian, metode bioremediasi ini semakin berkembang dan pada tahun 1972 melalui Kongres Amerika Serikat, Undang-Undang Air Bersih dirilis untuk membersihkan air limbah dengan teknologi bioremediasi.
Pada tahun 1980-an terjadi kecelakaan Kapal Tanker Exxon Valdez yang mencemari lautan Alaska dengan 40 juta liter minyak. Peristiwa ini menjadi titik awal masyarakat luas mengenal teknologi bioremediasi untuk membersihkan lingkungan hingga saat ini.
Baca juga: Sampah Sisa Makanan Sangat Berbahaya! Simak Cara Menguranginya
Cara Kerja Bioremediasi
Proses kerja dari bioremediasi adalah pemanfaatan kemampuan metabolisme untuk mendegradasi suatu senyawa yang berbahaya bagi lingkungan menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbahaya.
Misalnya, bakteri Pseudomonas dan Bacillus yang dapat menguraikan hidrokarbon (pada minyak bumi) menjadi senyawa yg lebih sederhana seperti alkana, senyawa aromatik, atau siklik.
Bioremediasi biasanya dimanfaatkan pada lahan yang tercemar oleh limbah spesifik seperti limbah minyak dari petrokimia, logam berat dari industri manufaktur, pestisida dari pertanian dan limbah pewarna dari industri tekstil.
Jenis-Jenis Bioremediasi
Bioremediasi dapat dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu berdasarkan keberadaan oksigen dan berdasarkan metodenya. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
1. Bioremediasi Berdasarkan Keberadaan Oksigen
Bioremediasi berdasarkan keberadaan oksigen dibagi menjadi dua tipe sesuai dengan kemampuan mikroorganisme untuk melakukan proses degradasi, yaitu aerob dan anaerob.
Biodegradasi aerobik dilakukan oleh mikroorganisme yang membutuhkan oksigen untuk hidup dan dekomposisi seperti, Pseudomonas, Bacillus, dan Nocardia. Sebaliknya, biodegradasi anaerob dilakukan oleh mikroorganisme yang tidak butuh oksigen seperti Methanobacterium.
2. Bioremediasi Berdasarkan Metode
Selanjutnya, jenis bioremediasi berdasarkan metodenya dibagi menjadi dua jenis yaitu in situ dan ex situ. In situ merupakan proses pemulihan lingkungan yang dilakukan langsung pada lokasi yang tercemar tanpa ada pemindahan apapun.
Mikroorganisme dapat langsung ditambahkan dengan teknik bioventing (menyuplai oksigen ke tanah), biosparging (menyuntikkan udara dan nutrien ke tanah), atau natural attenuation (membersihkan tanah dan air tanah dari polusi serta kontaminasi).
Di sisi lain, bioremediasi ex situ merupakan proses pemulihan lingkungan di tempat yang berbeda dari lokasi asli. Biasanya dipindahkan ke tempat lain seperti bak pengendalian kondisi. Beberapa teknik yang dilakukan berupa biopile, slurry-phase bioreactor, dan landfarming.
Kelebihan dan Kekurangan Bioremediasi
Tentunya, dalam setiap proses pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan manfaat bioremediasi dan kekurangannya:
Kelebihan Bioremediasi:
- Ramah lingkungan karena menggunakan mikroorganisme bukan bahan kimia.
- Lebih efisien biaya dibandingkan metode lainnya (pembakaran, penggalian, dan ekstraksi).
- Residu yang dihasilkan tidak berbahaya, umumnya karbon dioksida, air, atau biomassa.
- Tidak merubah karakteristik atau struktur lingkungan, khususnya in situ.
- Efektif untuk area yang luas.
Kekurangan Bioremediasi:
- Terbatas hanya dapat dilakukan pada bahan cemaran tertentu.
- Memerlukan waktu yang lebih lama dari metode lain (ekstraksi atau excavation).
- Membutuhkan pemantauan dan kontrol yang ketat dan berkelanjutan.
- Efektivitasnya akan bergantung pada kondisi lingkungan.
Baca Juga: 8 Cara Pengolahan Sampah Organik di Rumah yang Mudah
Contoh Penerapan Bioremediasi pada Pengolahan Limbah
Berikut ini adalah contoh penerapan bioremediasi pada pengolahan limbah:
1. Bioremediasi Limbah Petrokimia
Contoh penerapan bioremediasi pada limbah petrokimia untuk menurunkan kadar pencemar berupa BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand).
Teknik yang dipilih berupa pembuatan biopori, yaitu resapan yang ditanamkan pada tanah dengan tujuan meningkatkan infiltrasi air dan memicu peningkatan aktivitas mikroba tanah.
2. Bioremediasi Logam Berat Pertambangan
Contoh bioremediasi logam berat pertambangan telah dilakukan di pertambangan emas pada negara Afrika Selatan. Limbah pertambangan mengandung kadar logam berat yang tinggi seperti timbal, arsenik, dan kadmium.
Teknologi bioremediasi yang digunakan yaitu rhizofiltrasi menggunakan tanaman hiperakumulator untuk menyerap logam berat. Tanaman yang digunakan yaitu Brassica juncea, Helianthus annuus (bunga matahari), dan Vetiveria zizanioides (akar wangi).
3. Bioremediasi Sungai
Salah satu contoh penerapan bioremediasi untuk sungai telah dilakukan di Eropa, di mana sungai tercemar oleh aktivitas industri dan pertanian sehingga kadar nutrien dan logam berat meningkat.
Langkah bioremediasi yang dilakukan yaitu penanaman tanaman air (Typha dan Cyperus) untuk menyerap nutrien dan logam berat. Hasilnya, setelah 4 bulan terjadi penurunan kadar nutrien dan logam berat yang tadinya tinggi menjadi rendah.
4. Bioremediasi Lahan Industri yang Terkontaminasi
Contoh studi kasus selanjutnya yaitu bioremediasi pada lahan industri yang sudah berhasil dilakukan di Amerika Serikat. Salah satu lahan industri di AS tercemar polutan hidrokarbon dari minyak bumi, senyawa aromatik polisiklik (PAHs), dan logam berat.
Metode bioremediasi yang dilakukan yaitu penggalian tanah yang terkontaminasi kemudian melakukan pengolahan khusus, penambahan nutrisi dan oksigen untuk merangsang mikroorganisme pengurai, serta pemantauan kadar kontaminan secara berkala.
Hasilnya setelah 3 bulan terjadi penurunan kadar hidrokarbon sebanyak 85%, PAHs sebanyak 80%, dan logam berat sebanyak 20%.
Bioremediasi adalah salah satu cara yang efektif untuk membantu lingkungan kembali pulih. Bioremediasi juga sudah secara luas digunakan sebagai teknik untuk pengolahan limbah industri yang berbahaya agar tidak mencemari lingkungan.
Berbicara mengenai lingkungan, apakah kamu ingin menjadi salah satu Warga Asri yang berperan aktif menjaga lingkungan? Jika iya, kamu dapat bergabung dengan Indonesia Asri!
Dengan bergabung, kamu dapat mengikuti berbagai kegiatan positif dan challenge yang seru seperti #AksiAsri.
Tertarik untuk bergabung? Yuk, segera daftarkan dirimu dan jadi generasi muda yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan!