Table of Contents
Sampah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun adalah salah satu jenis sampah yang harus diolah dengan hati-hati agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan dan membahayakan manusia.
Namun, tahukah kamu bahwa contoh sampah B3 juga dapat ditemukan di sekitarmu? Itulah mengapa kamu harus mengetahui ragam bentuk sampah berbahaya ini agar dapat mengelolanya dengan bijak. Artikel ini membahas contoh sampah B3 dan karakteristiknya. Jadi, simak artikel ini hingga akhir!
Karakteristik Sampah B3
Pengelolaan sampah B3 di Indonesia telah diatur pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, timbulan sampah B3 yang sudah dikelola di tahun 2017 mencapai 82% dan terdapat 18% sampah yang belum dikelola. Angka ini menurun dari tahun 2016, di mana angka sampah B3 yang dikelola mencapai 98,05%.
Sampah B3 memiliki beberapa ciri khas yang bisa diamati dan membedakannya dari jenis sampah lainnya, di antaranya:
1. Mudah Terbakar
Karakteristik sampah B3 yang pertama adalah mudah menyala atau terbakar, khususnya sampah-sampah berbentuk cairan yang mengandung bahan mudah terbakar, seperti alkohol. Sampah B3 mungkin dapat langsung terbakar jika mengalami kontak langsung dengan api atau percikannya.
Selain itu, beberapa jenis sampah B3 juga dapat terbakar dengan mudah jika bergesekan. Kemudian, karakteristik lainnya yang mungkin kamu temukan adalah dapat menyala terus menerus dan tak kunjung padam.
2. Mudah Meledak
Sampah B3 yang mudah meledak biasanya mengalami reaksi fisika atau kimia sehingga dapat menghasilkan gas dan tekanan tinggi, lalu meledak. Sampah yang mudah meledak tentu dapat membahayakan lingkungan sekitarnya, terlebih sampah-sampah yang mudah meledak karena bergesekan, panas matahari, dan api.
3. Infeksius
Sampah B3 yang infeksius biasanya datang dari limbah medis dan laboratorium, seperti jarum suntik, pecahan kaca gelas di laboratorium, perban bekas, dan lain sebagainya. Sampah jenis ini berpotensi menyebarkan virus dan bakteri ke manusia.
4. Reaktif
Sampah B3 yang reaktif memiliki keadaan yang kurang stabil, bahkan ketika dalam posisi normal sekali pun. Sampah yang reaktif dapat meledak, menimbulkan asap, berubah warna, atau menghasilkan gas.
5. Beracun
Sampah B3 dinyatakan beracun setelah karakteristiknya ditentukan melalui serangkaian pengujian, seperti uji subkronis, uji toksikologi LD50, dan TCLP. Setelah melalui pengujian, sampah B3 akan dikategorikan sesuai tingkatannya.
6. Korosif
Jenis sampah yang korosif biasanya mengandung pH sama dengan atau kurang dari 2 sehingga bersifat sangat asam, atau memiliki pH lebih besar dari 12,5 sehingga bersifat sangat basa. Sampah B3 yang korosif dapat merusak benda lain, seperti besi, dan menyebabkan iritasi kulit.
Baca juga: 8 Cara Pengolahan Sampah Organik di Rumah yang Mudah
Contoh Sampah B3
Setelah membaca karakteristik sampah B3 di atas, kini kamu sudah mendapatkan gambaran jenis sampah berbahaya ini. Namun, tahukah kamu bahwa sampah B3 harus diolah dengan cermat dan metode tersendiri yang mungkin berbeda dari sampah organik atau anorganik?
Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui contoh-contoh sampah B3 agar bisa memisahkan sampah tersebut dan tidak mengelolanya bersama dengan jenis sampah lain. Adapun contoh sampah B3 adalah sebagai berikut:
1. Kaleng Aerosol Kosong
Contoh sampah B3 yang pertama adalah sampah kaleng aerosol. Beberapa produk yang menggunakan kaleng aerosol adalah obat nyamuk semprot, hairspray, dan pewangi ruangan. Kaleng ini mungkin mengandung zat beracun atau residu produk sehingga harus dikelola dengan hati-hati.
2. Baterai Bekas
Pernahkah kamu membuang baterai bekas, misalnya baterai remote atau jam, ke tempat sampah? Sebaiknya, kamu tidak mencampur baterai bekas dengan sampah rumah tangga lain karena baterai termasuk sampah B3.
Baterai mengandung sejumlah zat kimia yang dapat membahayakan lingkungan dan diri jika tidak dikelola dengan benar, seperti karbon, seng, campuran mangan dioksida, dan campuran amonium klorida dengan serat karbon.
Bahkan, baterai isi ulang dapat mengandung kadmium, nikel, potasium hidroksida, dan alkaline. Jika dibuang sembarangan, zat-zat kimia pada baterai bisa mencemari lingkungan dan berpotensi menyebabkan keracunan logam bagi makhluk hidup.
3. Sampah Medis
Sampah medis, seperti jarum suntik bekas, selang infus bekas, obat kedaluwarsa, perban bekas luka, dan lain sebagainya juga termasuk sampah B3. Jarum suntik bekas dan alat lain yang mungkin berkontak dengan pasien dapat menyebarkan penyakit. Kemudian, obat kedaluwarsa yang merupakan zat kimia dapat mencemari lingkungan.
4. Lampu Bohlam
Contoh sampah B3 selanjutnya adalah lampu bohlam. Setelah mengganti lampu bohlam yang mati di rumah, sebaiknya kamu memisahkannya dengan sampah rumah tangga lainnya. Hal ini dikarenakan lampu bohlam mengandung nikel dan merkuri yang dapat membahayakan kesehatan.
Selain itu, lampu bohlam biasanya terbuat dari kaca. Jika tercampur dengan sampah lain dalam keadaan pecah, hal tersebut dapat membahayakanmu atau pengelola sampah.
Baca juga: 8 Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang Tepat, Yuk Catat!
5. Termometer Merkuri
Apakah kamu masih menggunakan termometer merkuri di rumah? Jika iya, pastikan untuk membuangnya dengan hati-hati karena termometer ini mengandung sekitar 500 miligram merkuri sebagai indikator suhu. Merkuri pada termometer ini dapat membahayakan tubuh jika terekspos.
6. Sampah Asbes
Asbes kerap digunakan untuk membangun rumah atau bangunan lainnya. Namun, asbes tidak seharusnya dibuang bersama material lainnya, seperti kayu atau besi, dan harus dipisahkan karena material ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan.
7. Oli Bekas
Oli mengandung logam berat yang dapat mengganggu kesehatan jika dibuang sembarangan. Jadi, setelah memperbaiki kendaraan, simpan oli bekas di wadah tertutup yang tidak mudah rusak agar tidak bocor.
8. Limbah Elektronik
Limbah elektronik, seperti televisi bekas, komponen komputer, dan lain-lain juga termasuk contoh sampah B3 karena mengandung material berbahaya, seperti logam berat, papan sirkuit cetak, dan lain-lain.
Pengelolaan limbah elektronik pun dilakukan secara khusus karena hanya boleh dilakukan oleh pihak-pihak pengelola yang memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jadi, jangan membuang limbah elektronik sembarangan, ya!
9. Aki Bekas
Selain oli bekas, aki bekas dari kendaraan juga termasuk sampah B3. Aki mengandung air keras yang bersifat korosif sehingga bisa merusak atau menghancurkan benda lain. Lebih lanjut, air aki juga dapat membahayakan diri karena dapat menyebabkan luka bakar.
10. Tinta Printer Bekas
Tinta printer bekas juga tidak sebaiknya dibuang begitu saja karena mengandung karbon aktif yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Tinta printer berpotensi dapat mengiritasi kulit dan mata jika tidak dibuang dengan baik.
Itulah informasi terkait contoh sampah B3 dan karakteristiknya. Sampah B3 berbeda dengan sampah organik dan anorganik serta dapat menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Oleh karena itu, jangan sampai membuangnya sembarangan, ya!
Selain menjaga lingkungan dengan memilah dan membuang sampah sesuai jenisnya, kamu juga bisa bergabung dengan Indonesia Asri menjadi Warga Asri. Dengan menjadi Warga Asri, kamu bisa mengikuti berbagai macam program, salah satunya challenge seru dari #SiPalingSustainable yang membantumu hidup lebih berkelanjutan.
Jadi, daftarkan dirimu sekarang dan berikan kontribusi terbaikmu untuk lingkungan!
Baca juga: Perbedaan Sampah Organik dan Anorganik, Kamu Harus Tahu!