Table of Contents
Pernahkah kamu melihat orang tua menampung air dalam ember ketika hujan? Jika pernah, kurang lebih kamu sudah memahami konsep sederhana dari rainwater harvesting.
Walaupun terkesan sederhana, metode ini ternyata efektif guna membantu menyediakan air bersih yang dapat dimanfaat untuk berbagai bidang. Tertarik mempelajari lebih lanjut? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel di bawah ini!
Apa Itu Rainwater Harvesting?
Rainwater harvesting adalah salah satu cara memperoleh air bersih dengan cara mengumpulkan air hujan dan menyimpannya agar dapat digunakan kembali. Metode ini sangat bermanfaat karena terjangkau, sederhana, dan ramah lingkungan.
Metode penampungan air hujan ini sudah diterapkan di berbagai negara sebagai solusi berkelanjutan untuk mengatasi krisis air bersih.
Hasil air hujan yang ditampung dapat dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, irigasi pertanian, konsumsi peternakan, pengendalian limpasan hujan, serta perlindungan terhadap risiko kebakaran.
Baca juga: Alat dan Bahan Hidroponik Sederhana untuk Pemula
Mengapa Rainwater Harvesting Penting?
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap hari, manusia membutuhkan air bersih. Berdasarkan data dari Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, kebutuhan air bersih rumah tangga dalam ruangan, seperti mandi, memasak, mencuci, untuk satu orang dalam satu hari mencapai 70 galon.
Sementara itu, kebutuhan air outdoor, seperti mencuci tangan, menyiram tanaman, dan mencuci kendaraan adalah sebesar 25–50% dari penggunaan air indoor.
Jumlah yang sangat besar, bukan? Selain untuk kebutuhan rumah tangga, air bersih juga diperlukan untuk sektor peternakan (30–170 liter/hari) dan pertanian (1–10 liter/hari/m2).
Melihat banyaknya kebutuhan atas akses air bersih, metode penampungan air hujan dapat menjadi solusi praktis, mudah, dan murah untuk menyediakan air bersih.
Jenis Rainwater Harvesting
Terdapat dua jenis metode pemanen air hujan yang perlu kamu ketahui, yaitu in situ dan ex situ. Keduanya memiliki konsep yang sama yaitu menampung air hujan, namun berbeda dalam metode dan tujuan. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Panen Air Hujan In Situ
Pemanen air hujan in situ artinya ketika hujan berlangsung, air akan dibiarkan meresap langsung ke dalam tanah. Agar air dapat menyerap dengan baik, tanah sebelumnya dapat dibajak, dibuat lubang terlebih dahulu, atau dibiarkan dalam kondisi yang bertekstur kasar.
Tujuan utamanya adalah untuk menjaga ketersediaan cadangan air tanah serta menjaga kelembapan lahan, sehingga tidak memerlukan irigasi dalam jumlah besar.
2. Panen Air Hujan Ex Situ
Sebaliknya, panen air hujan ex situ menggunakan bak penampungan, bendungan, kolam buatan, atau tangki untuk menyimpan air hujan dalam jumlah banyak. Hasil dari air yang tersimpan dapat digunakan untuk keperluan irigasi, kebutuhan rumah tangga, atau cadangan air saat musim kemarau.
Manfaat Rainwater Harvesting
Air hujan yang ditampung baik dalam metode in situ dan ex situ tidak hanya dapat menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan air bersih, namun juga memberikan manfaat lain, seperti:
- Menyediakan pasokan air bersih dengan biaya yang murah.
- Mengurangi erosi lingkungan.
- Mengurangi kekeringan lahan ketika musim kemarau.
- Mengurangi ketergantungan pada PDAM.
- Mengurangi risiko banjir.
- Mengisi kembali air tanah (recharge).
- Menghemat energi, karena tidak perlu memompa air dari tanah.
Baca Juga: 11 Rekomendasi Produk Ramah Lingkungan yang Wajib Punya!
Kegunaan Rainwater Harvesting
Sistem penampungan air hujan ternyata dapat kamu buat sendiri dengan beberapa langkah mudah. Cara membuat penampungan air hujan sederhana di rumah dapat dimulai dengan mencari wadah, tong, atau tempat penyimpanan air yang besar.
Usahakan memilih tempat air yang memiliki tutup, agar air di dalamnya tetap terjaga kebersihannya. Air yang telah ditampung kemudian dapat digunakkan untuk berbagai kegunaan seperti:
1. Sumber Air Bersih untuk Irigasi
Secara global, sektor pertanian dan rantai pasoknya telah mengambil sekitar 70% air bersih yang ada di Bumi. Fakta tersebut menunjukkan seberapa besarnya ketergantungan sektor pertanian dengan ketersediaan air.
Dengan memanfaatkan sistem penampungan air hujan, petani dapat mengurangi penggunaan air tanah yang terus menipis. Metode ini juga dapat menjaga keberlanjutan pertanian pada daerah yang sering mengalami kelangkaan air bersih.
2. Sumber Air untuk Penggunaan Rumah Tangga
Selain dimanfaatkan untuk proses irigasi pertanian, air hujan juga dapat digunakan untuk penggunaan rumah tangga sehari-hari. Biasanya, air hujan digunakan untuk keperluan non-konsumsi seperti mencuci, sanitasi, menyiram tanaman, dan kegiatan lainnya.
3. Sumber Air untuk Konsumsi Ternak
Peternakan adalah salah satu sektor yang juga membutuhkan banyak air bersih. Ternak besar seperti sapi perah memerlukan sekitar 170 liter per hari dan sapi potong membutuhkan 95 liter per hari. Adanya metode penampungan air hujan akan sangat membantu menyediakan kecukupan air bersih untuk konsumsi harian ternak.
4. Sumber Air untuk Mitigasi Kebakaran
Dalam kondisi darurat seperti kebakaran, cadangan air sangat dibutuhkan untuk dapat memadamkan api. Biasanya dalam setiap kebakaran, pemadam membutuhkan debit air 400 liter per menit untuk dapat memadamkan api. Oleh karena itu, penampungan air hujan dalam jumlah besar seperti pada waduk akan sangat membantu.
Demikian penjelasan tentang metode penampungan air hujan yang dapat dijadikan sebagai solusi berbagai permasalahan terkait air bersih. Metode penampungan air hujan memiliki potensi sosial dan ekonomi yang tinggi karena prosesnya mudah, murah, dan berkelanjutan.
Berbicara tentang berkelanjutan, apakah kamu adalah seseorang yang peduli terhadap lingkungan dan bumi? Jika iya, kamu dapat bergabung dalam komunitas Indonesia Asri. Di sini kamu akan diajak mengikuti challenge yang seru dan menyenangkan seperti #AksiAsri dengan pilah sampah serta upaya melestarikan lingkungan lainnya.
Jangan tunggu nanti, daftarkan dirimu hari ini juga dan jadi Warga Asri untuk bumi yang hijau dan lestari!
Baca juga: Apa itu Zero Waste? Ini Prinsip, Manfaat, dan Penerapannya