Kenali Penyebab Gas Rumah Kaca dan Cara Mencegahnya!

Oleh Tim Indonesia Asri

Apakah kamu merasakan bahwa akhir-akhir ini udara terasa lebih panas? Fenomena semakin meningkatnya suhu Bumi atau global warming sangat erat kaitannya dengan efek gas rumah kaca. Gas rumah kaca dapat membuat lapisan di atmosfer sehingga panas matahari tidak dapat keluar.

Lantas, apa saja yang termasuk gas rumah kaca, apa penyebab munculnya, dan bagaimana cara mengatasinya? Cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini!

Penyebab Gas Rumah Kaca

Tahukah kamu? Menurut Emissions Database for Global Atmospheric Research (EDGAR), emisi gas rumah kaca di Indonesia telah meningkat sebanyak 38,77% dalam rentang 2013–2020. Di tahun 2020, emisi gas rumah kaca sudah sampai pada angka 1200,20 mt CO2eq/tahun. 

Peningkatan gas rumah kaca terus terjadi karena aktivitas kehidupan di bumi. Beberapa penyebab meningkatnya gas rumah kaca pada lapisan atmosfer yaitu:

1. Deforestasi dan Pembukaan Lahan

Penyebab gas rumah kaca yang pertama adalah deforestasi dan pembukaan lahan yang tidak diiringi reboisasi. Hutan berperan penting dalam menyerap gas rumah kaca terutama CO2. Hal ini dikarenakan semakin sedikit pohon di Bumi, semakin banyak juga CO2 yang lepas ke lapisan atmosfer.

2. Penggunaan Bahan Bakar Fosil

Apakah kamu menyadari bahwa saat ini hampir semua orang memiliki kendaraan bermotor? Asap kendaraan ternyata menjadi salah satu penyebab gas rumah kaca karena mengandung gas karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida. 

Berdasarkan studi Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024, sektor transportasi menjadi kontributor ketiga emisi karbon setelah sektor energi dan industri. Transportasi dengan BBM menyumbang sekitar 150 juta ton CO2e emisi karbon pada tahun 2022. 

3. Sampah 

Manusia hidup menghasilkan sampah dan limbah dari aktivitas sehari-hari, baik sampah rumah tangga, limbah hasil peternakan, pertanian, hingga industri. Jika tidak dikelola dengan baik, terutama sampah organik, sampah akan berkontribusi pada peningkatan gas rumah kaca.

4. Penggunaan Pupuk 

Pupuk kimia yang digunakan untuk menyuburkan tanaman, terutama yang mengandung zat nitrogen seperti urea dan ammonium nitrat, menjadi salah satu penyebab meningkatnya gas rumah kaca. 

Penggunaan pupuk kimia yang masif dapat menyebabkan pelepasan gas dinitrogen oksida (N2O), salah satu emisi gas rumah kaca yang kapasitas pemanasannya kuat. Selain itu, proses produksi dan distribusi pupuk juga turut menjadi penyumbang emisi rumah kaca.

5. Pencemaran Laut

Selain pepohonan dan tanaman hijau di darat, terdapat makhluk hidup laut yang juga dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen secara alami, yaitu fitoplankton. Namun, pencemaran lingkungan dan laut dapat mengganggu serta mengurangi populasi fitoplankton. 

Alhasil, biota laut yang dapat menyerap karbon dioksida berkurang dan keberadaan senyawa ini akan terus mencemari lingkungan. 

Baca Juga: 11 Rekomendasi Produk Ramah Lingkungan yang Wajib Punya!

Jenis Gas Rumah Kaca

Menurut Center for Climate and Energy Solution, gas rumah kaca memiliki radiative efficiency yang merupakan kemampuan menyerap dan memantulkan radiasi kembali ke Bumi. Radiative efficiency ini diukur dalam bentuk Global Warming Potential (GWP).

Proses efek gas rumah kaca terjadi karena panas matahari yang diserap permukaan Bumi ketika pagi dan siang hari yang seharusnya dilepaskan keluar, namun malah terperangkap di dalam Bumi. Akibatnya, terjadi peningkatan suhu panas pada permukaan bumi.

Keberadaan gas rumah kaca dalam atmosfer memang berfungsi untuk menjaga suhu bumi, tetapi jumlahnya yang terus meningkat dapat berakibat buruk. Beberapa gas rumah kaca yang utama yaitu:

1. Karbon Dioksida (CO2)

Karbon dioksida merupakan gas alami yang dihasilkan dari proses respirasi makhluk hidup, erupsi gunung berapi, asap kendaraan, dan asap hasil pembakaran. Walaupun merupakan gas yang normal berada di udara, namun jika terlalu banyak dapat menghasilkan efek rumah kaca.

2. Metana (CH4)

Gas metana pada dasarnya merupakan produk yang dihasilkan karena adanya dekomposisi alami. Beberapa kegiatan yang menyumbang metana utamanya berasal dari peternakan, pertanian, pembusukan sampah, serta produksi minyak dan gas.

3. Dinitrogen Oksida (N2O)

Gas rumah kaca selanjutnya yaitu dinitrogen oksida yang sebagian besar berasal dari penggunaan pupuk secara masif, asap kendaraan, produksi bahan kimia asam nitrat, dan pembakaran biomassa. Gas ini memiliki kemampuan pemanasan 273 kali lebih besar dari CO2

4 Gas Berflourinasi (F-Gases)

Gas berflourinasi yang dapat berupa hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF₆), dan nitrogen trifluorida (NF₃) adalah gas rumah kaca paling kuat. F-gases ini dihasilkan dari berbagai aktivitas sehari-hari pada rumah tangga dan juga industri.

Dampak Gas Rumah Kaca

Meningkatnya gas rumah kaca pada lapisan atmosfer tentunya dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan, terutama memicu terjadinya global warming. Berikut adalah dampak lain yang dihasilkan oleh gas rumah kaca:

  • Mencairnya lapisan es di bagian kutub Bumi yang berperan untuk memantulkan sinar matahari keluar atmosfer.
  • Kenaikan permukaan air laut yang menyebabkan banjir di kota-kota pesisir dan dataran yang rendah.
  • Kondisi cuaca menjadi ekstrem, seperti heat wave, badai topan, atau curah hujan sangat tinggi.
  • Migrasi hewan karena tempat tinggal mengalami perubahan iklim yang membuat bencana banjir, kekeringan, kebakaran hutan, atau terlalu panas.
  • Menurunnya kesuburan tanah sehingga produksi pangan menjadi terganggu.

Cara Mengurangi Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca semakin hari dapat semakin bertambah dan menyebabkan permasalahan serius pada lingkungan. Oleh karena itu, Warga Asri harus memulai mengurangi emisi karbon guna menjaga bumi. Beberapa cara mengatasi efek gas rumah kaca, di antaranya:

1. Menggunakan Sumber Energi yang Dapat Diperbaharui

Solar Panel

Beralih menggunakan sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, air, dan panas bumi, dapat menjadi upaya untuk mengatasi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Sumber energi terbarukan lebih ramah lingkungan dan minim emisi karbon.

Berkaitan tentang sumber energi terbarukan, Chandra Asri Group juga sudah mengadopsi teknologi panel surya sebagai sumber energi melalui anak perusahaan, Krakatau Chandra Energi. KCE saat ini melayani pemasangan panel surya off-grid, on-grid, dan juga hybrid.

2. Menghemat Penggunaan Listrik

Pembangkit listrik di Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti gas, batu bara, dan minyak bumi. Oleh karena itu, dengan menghemat listrik, kamu juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

3. Beralih ke Pupuk Organik

Substitusi pupuk kimia ke pupuk organik adalah salah satu cara mengurangi gas rumah kaca yang efektif. Penggunaan pupuk organik tidak hanya ramah untuk lingkungan, tetapi juga dapat meminimalisasi gas rumah kaca dinitrogen oksida.

4. Gunakan Transportasi Umum

Walaupun terdengar sepele, dengan kamu menggunakan transportasi umum, ternyata dapat secara efektif mengurangi jejak karbon. Transportasi umum akan menghasilkan emisi per orang yang jauh lebih sedikit, mengurangi kemacetan, serta mengurangi polusi udara dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.

Demikian penjelasan lengkap terkait dengan penyebab gas rumah kaca, dampak yang ditimbulkannya, jenis, serta cara menguranginya. Ingatlah bahwa langkah kecil yang kamu ambil dapat berdampak besar dalam mengurangi emisi karbon.

Sebagai generasi lingkungan yang peduli akan kelestarian lingkungan, kamu juga bisa aktif dalam kegiatan positif berkaitan dengan lingkungan dengan bergabung bersama Indonesia Asri

Kamu juga dapat mengikuti campaign #AksiAsri untuk ikut serta melestarikan lingkungan. Tunggu apalagi? Yuk daftarkan dirimu sekarang dan jadi Warga Asri untuk bumi yang lebih sehat!

Baca Juga: 10 Upaya-Upaya untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan

Oleh Tim Indonesia Asri
Indonesia Asri adalah kampanye yang digagas oleh Chandra Asri untuk bersama mewujudkan Indonesia yang lebih asri; Indonesia yang berwawasan lingkungan berkelanjutan untuk kelak dapat menjadi warisan bagi generasi mendatang.
Rekomendasi Terkait
Edukasi
Community Development
Baca Selengkapnya
Edukasi
Sustainable Waste Management
Tim Indonesia Asri
September 11, 2025
Baca Selengkapnya
Indonesia Asri
© 2025 - Indonesia Asri
Kampanye oleh