Table of Contents
Pernahkah kamu mendengar istilah sampah residu? Sampah ini menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah modern karena sulit didaur ulang. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan teknologi, biaya, serta sumber daya manusia dalam proses daur ulangnya.
Lantas, apa itu sampah residu dan contohnya? Bagaimana cara mengelolanya yang tepat untuk mengurangi pencemaran lingkungan? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Sampah Residu?
Sampah residu adalah sampah yang sulit atau tidak dapat didaur ulang kembali. Sampah residu juga dapat berarti sampah yang tersisa setelah semua sampah yang dapat didaur ulang dipisahkan.
Lantas, bagaimana sebuah sampah dikategorikan sebagai sampah residu? Biasanya, sampah residu adalah sampah yang tidak dapat diproses karena keterbatasan biaya lingkungan dan sisi ekonomi.
Kemudian, sampah ini juga mungkin memiliki dampak negatif yang lebih besar dibandingkan manfaatnya jika tetap diproses lebih lanjut. Sampah residu pun tidak melulu terdiri dari sampah anorganik. Sampah organik juga dapat menjadi sampah residu.
Sampah residu pun menjadi tantangan negara-negara di dunia. Misalnya, menurut data Pemerintah Inggris, jumlah sampah residu di tahun 2023 adalah sekitar 58,7 juta ton.
Itulah mengapa sampah residu harus dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan dan memperparah dampak perubahan iklim di dunia.
Ciri-Ciri Sampah Residu

Jika sampah-sampah yang kamu temukan memiliki karakteristik di bawah ini, kemungkinan sampah tersebut dapat dikategorikan sebagai sampah residu. Berikut adalah ciri-cirinya:
1. Sulit Didaur Ulang
Sampah residu biasanya sulit diproses untuk didaur ulang karena harus dipisahkan sesuai dengan jenis atau bahannya. Jika tidak memiliki teknologi yang memadai untuk memisahkannya, prosesnya akan berjalan lambat dan membutuhkan banyak sumber daya. Contoh sampah residu ini adalah pembalut wanita.
2. Dapat Menyebabkan Kerusakan Mesin
Sampah yang dapat menyebabkan kerusakan mesin pencacah atau pendaur ulang juga dikategorikan sebagai sampah residu. Misalnya, sampah yang sangat keras atau sampah yang sangat fleksibel sehingga dapat melilit komponen mesin.
3. Memiliki Kualitas Daur Ulang yang Kurang Baik
Sampah jenis ini biasanya datang dari sampah yang sudah pernah didaur ulang, seperti kertas buram. Kertas buram diproduksi dari kertas-kertas bekas yang kualitasnya rendah. Jadi, jika kertas tersebut didaur ulang, kualitasnya akan semakin rendah dan bahkan tidak layak pakai.
4. Dapat Menyebarkan Penyakit
Sampah residu juga termasuk sampah yang dapat menyebarkan penyakit jika diproses lebih lanjut. Contohnya adalah tisu bekas pakai, popok bekas pakai, pembalut bekas pakai, dan barang-barang yang mungkin membawa kotoran, liur, atau darah.
5. Membutuhkan Biaya yang Tinggi
Sampah residu adalah sampah yang proses pengolahannya membutuhkan lebih banyak sumber daya, termasuk biaya, karena teknologinya lebih rumit. Contoh sampah yang sulit didaur ulang adalah bahan tekstil.
Baca juga: 8 Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga yang Tepat, Yuk Catat!
Jenis-Jenis Sampah Residu
Baik sampah organik dan anorganik dapat tergolong sampah residu jika memenuhi ciri-ciri di atas. Adapun jenis sampah residu adalah sebagai berikut:
1. Sampah Komposit
Sampah komposit adalah sampah residu yang bahan-bahannya sulit dipisahkan sehingga membutuhkan proses yang lebih kompleks untuk memisahkannya. Contohnya adalah stiker kertas yang lem dan kertasnya sulit dipisahkan.
2. Sampah Kontaminasi
Sampah kontaminasi adalah sampah yangs udah terkontaminasi limbah atau bahan berbahaya sehingga tidak memungkinkan untuk didaur ulang. Contohnya adalah kertas yang sudah terkontaminasi limbah beracun.
3. Kain yang Terkontaminasi
Sama halnya dengan sampah kontaminasi, kain yang terkontaminasi bahan berbahaya juga sulit didaur ulang karena berpotensi mencemari proses daur ulang dan menyebabkan masalah kesehatan bagi pekerja atau masyarakat sekitar.
Baca juga: Perbedaan Sampah dan Limbah, Jangan Sampai Tertukar!
Apakah Sampah Residu Berbahaya?
Tidak semua sampah residu berbahaya secara langsung, namun dampaknya terhadap lingkungan bisa cukup besar jika tidak ditangani dengan tepat. Misalnya, baterai bekas bisa mencemari tanah dan air karena mengandung logam berat.
Beberapa residu seperti bungkus makanan berlapis aluminium atau masker sekali pakai, juga bisa menjadi pencemar jika dibuang sembarangan.
Contoh Sampah Residu
Terdapat beberapa contoh sampah residu yang mungkin sering kamu temukan di sekitarmu, seperti:
- Popok atau pembalut sekali pakai.
- Stiker dan label perekat.
- Masker sekali pakai.
- Pecahan kaca yang sudah tercampur bahan lain.
- Baterai bekas.
- Sponge cuci piring sintetis.
- Kabel yang tak terpakai.
- Alat suntik bekas.
- Kemasan kosmetik sekali pakai.
- Bungkus makanan yang dilapisi aluminium foil.
Baca juga: 8 Cara Pengolahan Sampah Organik di Rumah yang Mudah
Tips Mengelola Sampah Residu
Pengolahan sampah residu bisa dimulai dari kita sebagai pengguna agar dapat memudahkan pihak pendaur ulang. Berikut ini adalah cara mengelola sampah residu:
- Mengurangi penggunaan produk sekali pakai.
- Memilih produk yang mudah didaur ulang.
- Mengikuti aksi nyata berupa gerakan memungut atau peduli sampah
- Memisahkan sampah residu dengan sampah yang mudah didaur ulang agar dapat dikelola dengan baik.
- Menggunakan kantong sampah yang berbeda dengan sampah yang mudah didaur ulang.
- Menerapkan prinsip Reduce, Reuse, and Recycle (R3).
- Mendukung program komunitas peduli sampah.
- Melakukan edukasi tentang sampah residu kepada orang terdekat.
- Mengikuti program pemerintah dalam menanggulangi sampah.
- Memanfaatkan teknologi pemusnah sampah yang terstandardisasi.
Itulah informasi tentang sampah residu yang dapat kamu cermati. Sampah residu adalah jenis sampah yang sulit didaur ulang sehingga kamu perlu mengurangi penggunaan produk-produk yang berpotensi menjadi sampah residu.
Jika kamu ingin berkontribusi lebih besar dalam mengatasi permasalah sampah dan kelestarian lingkungan lainnya, kamu bisa bergabung bersama Indonesia Asri.
Melalui program edukatif dan aksi nyata gerakan peduli lingkungan, Indonesia Asri mengajak masyarakat untuk hidup lebih bertanggung jawab terhadap sustainability dan kelestarian lingkungan. Kamu bisa terlibat langsung dalam kampanye, pelatihan, hingga gerakan peduli sampah yang berdampak nyata.
Jangan tunda lagi! Segera daftarkan dirimu untuk jadi bagian dari Warga Asri yang punya kontribusi positif terhadap kelestarian lingkungan kini dan nanti!
Baca juga: Aksi Bersih Sampah: Gerakan Nyata Jaga Lingkungan Indonesia
FAQ Seputar Sampah Residu
1. Apa itu sampah residu dan contohnya?
Sampah residu adalah jenis sampah yang sulit didaur ulang atau digunakan kembali, seperti popok sekali pakai, pembalut, puntung rokok, tisu bekas, styrofoam, kapas, dan kemasan plastik multilayer.
2. Apa perbedaan sampah residu dengan sampah organik dan anorganik?
Sampah organik dapat terurai secara alami (misalnya sisa makanan atau dedaunan), sampah anorganik bisa didaur ulang (botol plastik, kaleng), sedangkan sampah residu sulit didaur ulang dan harus dibuang ke TPA.
3. Bagaimana cara mengelola sampah residu di rumah?
Sampah residu harus dipisahkan dari organik dan anorganik, lalu dikemas dengan rapi sebelum dibuang.
4. Mengapa sampah residu berbahaya bagi lingkungan?
Karena sampah residu sulit terurai, sampah residu bisa mencemari tanah, air, dan udara. Misalnya, pembakaran sampah residu dapat menghasilkan zat berbahaya seperti dioksin.
5. Apa warna tempat sampah untuk sampah residu?
Di Indonesia, tempat sampah residu biasanya menggunakan warna abu-abu untuk memudahkan pemilahan dari jenis sampah lain.
Telusuri Video Aksi Peduli Lingkungan Lainnya:







