Table of Contents
Gaya hidup slow living belakangan ini sedang ramai diperbincangkan. Banyak yang beranggapan bahwa slow living adalah solusi tepat bagi siapapun yang terbiasa hidup dengan ritme cepat dan tuntutan tinggi.
Namun, apakah slow living benar-benar bisa memberikan manfaat? Di era teknologi yang serba cepat, kenapa slow living justru dianjurkan? Untuk memahami gaya hidup slow living serta contoh penerapannya, simak penjelasan berikut, ya.
Apa Itu Slow Living?
Slow living adalah gaya atau cara menjalani hidup dengan tenang, sadar, dan fokus supaya bisa lebih menikmati serta menemukan makna dari setiap momen. Dalam praktiknya, slow living meliputi berbagai aspek, mulai dari kehidupan pribadi, konsumsi, hingga pekerjaan.
Lebih lanjut, Journal Boas Business Economics Accounting And Management menjelaskan bahwa gaya hidup slow living melibatkan pembelian esensial, bukan impulsif. Tidak hanya itu, kebiasaan ini akan mendorong gaya hidup yang berkelanjutan dan lebih memuaskan.
Namun, jangan sampai salah paham! Slow living lifestyle bukan berarti hidup dengan bermalas-malasan atau tidak produktif, melainkan “hadir” sepenuhnya di masa kini dan lebih fokus pada kualitas, dibandingkan kuantitas yang melelahkan.
Prinsip Slow Living
Salah satu tujuan slow living adalah untuk menemukan makna dari setiap momen. Nah, untuk mendukung tercapainya hal tersebut, ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh, di antaranya:
1. Kehadiran (Presence)
Faktanya, hadir tidak sama dengan datang. Hadir berarti menikmati momen yang tengah berlangsung, tanpa tergesa-gesa atau terdistraksi oleh pikiran tentang masa lalu dan masa depan. Sementara itu, datang bisa saja sekadar raganya yang ada, tapi pikirannya tidak benar-benar fokus di tempat tersebut.
Misalnya, kamu sedang belajar di sekolah, tetapi kamu kurang bisa fokus karena kamu masih memikirkan bagaimana jika kamu gagal memperoleh nilai bagus di masa depan, atau masih memikirkan masa lalu di mana kamu kalah dalam suatu kompetisi. Slow living menghindarkanmu dari kebiasaan tersebut dan memintamu untuk menikmati proses belajar di sekolah.
Contoh lainnya adalah Warga Asri mungkin pernah menjalani aktivitas yang berat, misalnya harus rapat terus-menerus, berkutat dengan tugas sekolah yang tidak ada habisnya, atau mengejar pekerjaan yang tenggat waktunya sudah dekat.
Dengan “hadir” pada saat itu, kamu lebih bisa memaknai aktivitas yang dilakukan setiap harinya, bahkan ketika minum kopi di pagi hari atau jalan santai di sore hari setelah pulang kerja.
2. Kesadaran (Mindfulness)
Mindfulness artinya kondisi saat seseorang mempunyai kesadaran penuh terhadap kejadian di sekitarnya dan hal-hal yang ia inginkan serta rasakan. Bahkan tak hanya sadar, tetapi juga mampu menghargai detail-detail kecil yang menyimpan makna.
Memulai hari dengan mindful dapat memberikan ketenangan dalam menjalani hari. Tidak hanya itu, memulai hari dengan mindful membantumu dalam menentukan tujuan hidup serta hal-hal yang akan kamu lakukan pada hari tersebut. Latihan mindfulness juga dapat membantumu menghadapi hari dengan presence dan menyeimbangkan emosi.
3. Keterhubungan (Connection)
Prinsip ini mengajakmu untuk lebih terhubung, baik dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitar. Dengan menyadari kebutuhan dan perasaan diri sendiri serta membangun relasi yang bermakna dengan orang sekitar, kedamaian dan kepuasan hidup akan meningkat.
4. Kesederhanaan (Simplicity)
Mungkin kamu sering menemukan banyak hal rumit dalam hidup, yang untuk menyelesaikannya akan menghabiskan banyak waktu. Padahal, jika ditelusuri lebih lanjut, hal tersebut tidak berdampak positif terhadap hidupmu.
Nah, prinsip kesederhanaan mengajakmu untuk menyederhanakan hal-hal dalam hidup dan hanya berfokus pada hal yang penting. Alhasil, kamu tidak terlalu overthinking pada hal-hal yang di luar kendalimu.
Misalnya, kamu ingin mencoba gaya fashion baru, tetapi overthinking terkait bagaimana orang akan memandangmu. Padahal, kamu tidak bisa mengendalikan hal tersebut. Alih-alih berlarut dalam memikirkannya, kamu bisa langsung mencoba gaya tersebut dan menjadi dirimu sendiri yang percaya diri.
5. Memprioritaskan Kualitas daripada Kuantitas
Salah satu fokus penting dari slow living lifestyle adalah kualitas, baik berkaitan dengan keperluan personal maupun relasi sosial. Prinsip ini menekankan pada baik buruk atau bermakna tidaknya sebuah keputusan.
Misalnya, kamu bisa menjalin pertemanan dengan segelintir orang yang membuatmu nyaman dan membantumu lebih berkembang, daripada berteman dengan banyak orang yang tidak mendukungmu hanya untuk dipandang mudah bergaul.
Padahal, tidak ada kebaikan dari hubungan tersebut, bahkan cenderung toxic. Jadi, dengan memprioritaskan kualitas, kamu bisa meminimalkan kelelahan dan meningkatkan kepuasan hidup.
6. Keseimbangan (Balance)
Apakah kamu setuju dengan konsep keseimbangan dalam hidup? Nah, keseimbangan juga menjadi salah satu prinsip yang bisa diupayakan dengan slow living lifestyle.
Melalui prinsip ini, kamu tidak perlu terburu-buru melakukan sesuatu, menyediakan cukup waktu untuk beristirahat, dan menikmati kegiatan yang kamu sukai. Hasilnya, kamu tidak akan terbebani dan menjalani hidup yang lebih harmonis.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dipublikasikan dalam artikel PLOS One. Faktanya, istirahat lebih dari 10 menit dapat membantu pemulihan setelah menuntaskan tugas yang menguras tenaga. Lebih lanjut, hal ini juga mendukung peningkatan kesejahteraan seseorang.
7. Keberlanjutan (Sustainability)
Prinsip keberlanjutan merujuk pada cara hidup yang ramah lingkungan. Untuk menjalankan prinsip ini, dibutuhkan kesadaran penuh dalam memilih tindakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan bagi generasi penerus.
Maka dari itu, tak heran kalau sustainability menjadi salah satu prinsip dalam gaya hidup slow living, karena keduanya sama-sama menekankan pada kesadaran, kualitas hidup, dan tanggung jawab terhadap dampak jangka panjang.
Baca juga: Mengenal Sustainable Fashion & Dampaknya Bagi Lingkungan!
Manfaat Slow Living
Dengan menjalankan gaya hidup slow living, umumnya seseorang akan mendapatkan sejumlah manfaat berikut ini:
- Dapat mengenal diri sendiri dengan lebih baik.
- Mampu menentukan prioritas.
- Lebih bijak dalam membuat keputusan.
- Mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik.
- Mampu menangani stres dan kecemasan.
- Kesehatan fisik dan psikis lebih terjaga.
- Mempunyai hubungan sosial yang lebih bermakna dan berkualitas.
- Mengurangi sampah karena tidak berbelanja secara impulsif.
Baca juga: Mengenal Frugal Living dan Dampaknya Bagi Lingkungan, Catat!
Contoh Penerapan Slow Living
Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, di bawah ini adalah beberapa contoh slow living lifestyle:
1. Family Time
Family time atau waktu berkualitas dengan keluarga sangat dibutuhkan dalam menjalani gaya hidup slow living. Pasalnya, keluarga adalah lingkup terdekat yang umumnya merupakan tempat seseorang tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang.
Family time bisa dilakukan dengan hal-hal sederhana, seperti makan atau berbincang bersama seluruh anggota keluarga. Jika waktu dan dana memadai, coba rencanakan liburan bersama. Dengan terbangunnya relasi keluarga yang baik, kepuasan emosional dan kualitas hidup akan meningkat.
2. Fokus Makan Tanpa Distraksi
Distraksi yang dimaksud antara lain tayangan di televisi dan gadget. Meskipun bisa menghibur, tayangan tersebut membuatmu tidak bisa mindful terhadap makanan. Mulai sekarang, fokuslah menikmati makanan tanpa distraksi dan perhatikan rasa, tekstur, serta aromanya.
Dengan makan secara mindful, kamu dapat lebih menghargai makanan, mencegah nafsu makan yang impulsif, bahkan menjaga kesehatan pencernaan.
3. Menerapkan Digital Minimalism
Contoh slow living yang selanjutnya adalah digital minimalism, yaitu prinsip membatasi penggunaan teknologi hanya pada aktivitas yang bisa memberikan nilai tambah bagi diri sendiri, bukan sekadar hiburan atau kebiasaan impulsif.
Prinsip ini mendukung gaya hidup slow living karena akan membantu seseorang lebih sadar dan hadir penuh pada aktivitas atau lingkungan sekitarnya. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah mengurangi pemakaian gadget dan menggantinya dengan me time atau berkumpul dengan orang tercinta.
Salah satu cara menerapkan digital minimalism dengan efektif, khususnya di Instagram adalah memasang timer. Caranya, kamu bisa membuka menu setting di ponsel, lalu scroll ke bawah hingga menemukan Digital Wellbeing & Parental Controls.
Kamu pun bisa mengatur screen time langsung pada aplikasinya. Salah satu aplikasi yang memiliki fitur screen time adalah Instagram. Untuk mengaktifkannya, klik bagian Instagram, pilih App Timer, dan tetapkan batas waktu yang ideal. Nah, jika suatu saat waktu aksesmu melebihi batas, akan muncul reminder pada ponsel.
4. Menerapkan Sustainable Shopping
Sustainable shopping adalah cara berbelanja dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Ada beberapa langkah yang mendukung cara berbelanja ini, yang pertama adalah menghindari pembelian impulsif atau membeli tanpa perencanaan yang matang.
Dengan menghindari pembelian impulsif, kamu akan berkontribusi mengurangi produksi sampah sehingga otomatis mendukung berjalannya gaya hidup ramah lingkungan. Jadi, mulai sekarang, biasakan menyusun daftar belanja sebelum ke pasar atau supermarket, ya.
Nah, selain membeli dengan pertimbangan matang, kamu juga bisa mulai memilih produk yang ramah lingkungan, misalnya sabun batangan, sikat gigi bambu, sedotan stainless, dan pakaian dari katun organik.
Jangan lupa juga untuk menerapkan praktik ramah lingkungan yang lain, seperti menggunakan botol minum tumbler untuk membawa minuman sendiri dan memakai tas belanja kain atau reusable bag. Jadi, kamu tidak hanya mengurangi produksi sampah, tetapi juga mendukung sustainable lifestyle.
Itulah penjelasan mengenai gaya hidup slow living, sebagai solusi untuk menciptakan ketenangan dan kebermaknaan hidup di tengah derasnya arus teknologi saat ini. Slow living layaknya sebuah rem yang membantu menjaga kesehatan mental dan keseimbangan hidup.
Selain memberikan dampak positif terhadap hidup, slow living juga bisa membantumu memulai gaya hidup berkelanjutan yang mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi produksi sampah dan memanfaatkan produk ramah lingkungan.
Nah, berkaitan dengan salah satu prinsip slow living, yaitu sustainability, terdapat banyak cara yang bisa kamu upayakan. Misalnya, kamu bisa mengikuti program #AksiAsri dari Indonesia Asri.
Program ini mengajakmu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, misalnya dengan memilah sampah sebelum dibuang atau menerapkan sustainable beauty. Lebih lanjut, kamu juga bisa menyebarkan informasi tentang aksi peduli lingkungan dan mengajak teman-temanmu untuk turut andil di dalamnya.
Yang jelas, kamu bisa menikmati dan mempelajari setiap aksi yang kamu lakukan untuk lingkungan dan memaknainya dengan baik.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera daftarkan dirimu untuk menjadi bagian dari perubahan bersama demi kelestarian Bumi tercinta!
Baca juga: 6 Ide dan Cara Mendaur Ulang Sampah dengan Mudah, Catat!