Table of Contents
Jika berbicara mengenai upaya pengelolaan sampah, salah satu tempat yang mungkin langsung terpikirkan adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Padahal, ada fasilitas lain yang perannya tak kalah penting, yaitu TPST.
Meskipun sama-sama berhubungan dengan pengelolaan sampah, namun TPST dan TPA menjalankan metode yang berbeda. TPST adalah tempat di mana sampah dikelola sebelum dikirim ke TPA.
Kalau kamu penasaran dengan proses yang berlangsung di TPST, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini, ya!
Apa Itu TPST?
TPST adalah kepanjangan dari Tempat Pengolahan Sampah Terpadu. Fungsi TPST adalah sebagai fasilitas pengelolaan sampah mulai dari mengumpulkan, memilah, menggunakan ulang, mendaur ulang, mengolah, sampai memproses di tahap akhir.
Oleh karena itu, TPST umumnya dilengkapi dengan teknologi pengolahan dan mengintegrasikan beragam metode agar sampah menjadi produk baru yang bernilai ekonomi atau energi. Fungsi TPST yang lain adalah meminimalkan dampak lingkungan dengan memastikan sampah yang tersisa relatif aman saat dikembalikan ke alam.
Untuk memperkaya wawasan, kamu juga perlu memahami perbedaan TPST dengan fasilitas pengelolaan sampah yang lain, misalnya TPS 3R, yaitu tempat pengolahan sampah yang mengusung konsep reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (daur ulang).
Perbedaan TPST dan TPS 3R adalah tingkat kompleksitas prosesnya. Di TPS 3R, sampah mengalami pemilahan dan pengolahan awal. Sementara itu, di TPST, sampah mengalami proses yang lebih kompleks, mulai dari pemilahan, daur ulang, hingga pemrosesan dengan beragam teknologi dan metode.
Baca juga: 6 Ide dan Cara Mendaur Ulang Sampah dengen Mudah, Catat!
Karakteristik TPST
Agar lebih memahami perihal TPST, kamu perlu mengetahui karakteristik dari fasilitas ini. Di antara karakteristik TPST yaitu:
- Proses pemilahan lebih detail: Di TPST, sampah tidak hanya dipisahkan berdasarkan kategori organik dan anorganik, melainkan lebih detail dan mendalam. Misalnya, sampah plastik dipisahkan berdasarkan jenisnya, yaitu PET, HDPE, dan PP. Kertas juga akan dipilah antara jenis karton, HVS, dan kertas koran.
- Bekerja sama dengan industri daur ulang: Industri yang dimaksud antara lain pengepul, bank sampah, atau industri manufaktur yang membutuhkan hasil daur ulang sampah tertentu untuk menjadi bahan bakunya. Tujuannya untuk memaksimalkan pengolahan sampah-sampah yang masih dapat didaur ulang.
- Mengolah jadi energi: Sejumlah TPST memiliki teknologi konversi energi, yaitu teknologi yang dapat mengubah sampah menjadi energi. Contohnya, sampah organik basah difermentasi sehingga menghasilkan gas metana untuk bahan bakar kompor atau listrik.
- Proses yang dijalankan lebih kompleks: TPST mengolah beragam jenis sampah menggunakan proses dan metode yang kompleks dan terstruktur, mulai dari pengumpulan hingga pemrosesan.
Baca juga: Komunitas Daur Ulang Sampah dan Pembersih Sampah: Ini Peran dan Aksinya!
Teknologi yang Digunakan di TPST
Di bagian sebelumnya telah disebutkan bahwa beberapa TPST dilengkapi dengan teknologi konversi energi.
Teknologi di TPST adalah teknologi ramah lingkungan yang dihadirkan untuk mengefisienkan pengolahan sampah dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Berikut adalah rincian lengkapnya:
1. Pirolisis
Pirolisis merupakan proses mengurai sampah organik menjadi bahan bakar cair, gas, dan residu padat. Proses ini berjalan dengan suhu tinggi dan dilakukan di area yang udaranya terbatas atau bahkan tanpa udara.
Teknologi pirolisis menjadi media untuk memperoleh bahan bakar yang ramah lingkungan, mengurangi limbah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) secara signifikan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Energi Baru dan Terbarukan menunjukkan bahwa di TPST Manding, Sragen, teknologi pirolisis terbukti mereduksi sampah plastik sebesar 95–100% dari total sampah yang masuk.
Terkait teknologi priolisis, Chandra Asri Group telah berhasil mengolah sampah plastik dengan teknologi ini dan menghasilkan inovasi bahan bakar terbarukan bernama PLUSRI.
Berbagai pelaku industri lokal sudah menggunakan minyak pirolosis PLUSRI sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah dan solar, salah satunya Batik Krakatoa Cilegon. UMKM batik lokal ini telah memanfaatkan PLUSRI sebagai bahan bakar dalam proses pemanasan malam serta pewarnaan pada produksi batiknya.
2. Biogas Digester
Biogas digester adalah media untuk mengolah limbah organik menjadi biogas melalui proses fermentasi anaerobik. Hasil dari proses ini adalah gas metana (CH4) yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Di samping itu, sisa padatannya yang bisa digunakan sebagai pupuk.
3. Insinerasi
Teknologi di TPST yang selanjutnya adalah insinerasi yang bertujuan untuk membakar sampah padat, terutama yang susah didaur ulang. Proses pembakaran ini bisa membantu mengurangi volume sampah dan mengeliminasi zat berbahaya. Maka dari itu, insinerasi menjadi salah satu cara yang efektif untuk menangani sampah B3.
4. Leachate Treatment
Leachate treatment atau yang biasa disebut pengolahan air lindi juga menjadi salah satu teknologi yang digunakan di TPST. Air lindi merupakan cairan hasil penguraian sampah yang sering mencemari air tanah.
Perlu diketahui bahwa air lindi mengandung berbagai asam, senyawa organik terlarut, mikroorganisme, logam beracun, serta padatan tersuspensi yang bisa menjadi sarang penyakit, mulai dari tremor, anemia, hingga gagal ginjal akut.
Oleh karena itu, sejumlah TPST modern dilengkapi dengan teknologi leachate treatment yang mampu mengolah air lindi menggunakan metode fisika, kimia, dan biologi. Hasilnya, cairan ini bisa memenuhi standar baku mutu lingkungan dan tidak lagi mencemari tanah.
5. Composting
Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah composting atau pengomposan, karena banyak orang yang menggunakan metode ini untuk menangani sampah rumah tangga. Nah, kenyataannya teknologi ini juga dimanfaatkan di TSPT.
Composting merupakan proses pengubahan sampah organik menjadi kompos, dengan memanfaatkan mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Selanjutnya, kompos yang dihasilkan bisa membantu menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah.
Itulah penjelasan tentang TPST dan perannya dalam pelestarian lingkungan. TPST adalah fasilitas yang terintegrasi, melibatkan teknologi canggih, dan kerjasama antar berbagai pihak.
Meskipun demikian, untuk menjadi bagian dari agen pelestarian lingkungan bukan berarti kamu harus terlibat dalam proses kompleks seperti di TSPT. Kamu dapat memulai dari aksi atau program sederhana, seperti #AksiAsri yang diadakan oleh Indonesia Asri.
#AksiAsri adalah program seru dan bermanfaat yang sarat akan semangat cinta lingkungan dan gaya hidup yang berkelanjutan. Yuk, daftarkan dirimu sekarang dan jadi Warga Asri yang berkontribusi positif bagi kelestarian lingkungan!
Baca juga: Kenapa Manusia Punya Peran Penting dalam Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup?