Table of Contents
Ada beberapa kota yang paling boros listrik di Asia. Kota-kota ini terletak di negara dengan perkembangan ekonomi dan teknologi yang pesat. Tak heran, Kota-kota ini mempunyai tingkat konsumsi listrik yang teramat tinggi berkali-kali lipat bila dibandingkan dengan kota-kota lain di Asia
Dikarenakan kota-kota ini menjadi pusat industri manufaktur dan lonjakan populasi, tingkat konsumsi listrik mereka begitu besar. Berbagai cara agar listrik tidak boros akhirnya mau tidak mau harus mereka lakukan. Hal ini sejalan dengan misi mereka untuk mengurangi konsumsi listrik serta emisi karbon.
Sebagai contoh, Cina menargetkan untuk mengurangi konsumsi energi sebanyak 2,5% pada tahun 2024. Penurunan ini sudah dimulai dari tahun 2021, di mana persentase penurunan konsumsi energi mereka bervariasi dari yang terbesar di angka 2,7% hingga yang terkecil di angka 0,5%.
Sebagai generasi yang peduli akan lingkungan hidup, ini adalah berita yang menggembirakan. Komitmen negara maju untuk kelestarian lingkungan ternyata dapat dibuktikan dengan data.
Tapi, bagaimana dengan negara yang lain? Artikel ini membahas kota-kota di Benua Asia dengan tingkat konsumsi listrik terboros. Selain itu, kamu akan tahu tips-tips untuk menghemat listrik dengan energi terbarukan.
Kota-Kota Paling Boros Listrik Se-Asia
Kota-kota ini adalah pusat ekonomi dan perkembangan teknologi dunia yang tumbuh dengan pesat. Berbagai perkembangan fasilitas di sana begitu melesat jauh dari kota-kota lainnya. Segaris dengan itu, kota-kota ini juga menjadi kota paling boros listrik se-Asia.
Di mana sajakah kota-kota itu? Berikut daftar kota dan data berdasarkan informasi yang diterbitkan oleh Kumparan.
1. Riyadh, Arab Saudi
Di antara semua kota di daftar ini, Riyadh adalah konsumen listrik paling kecil. Tapi bukan berarti konsumsi listrik mereka memang kecil. Data bulan Desember 2018 menunjukkan tagihan listrik Riyadh mencapai lebih dari 289 miliar kWh. Angka ini begitu fantastis mengingat Indonesia pada keseluruhan tahun 2023 saja hanya mengkonsumsi listrik 1285 kWh/kapita.
2. Seoul, Korea Selatan
Kota berikutnya adalah Seoul di Korea Selatan. Tercatat, kota ini rata-rata menggunakan listrik sebesar 17,7 juta kWh per tahunnya dari Januari 1979 sampai September 2019. Bahkan, laporan Korea Electric Power Corp. (KEPKO) menunjukkan bahwa pada 2018, konsumsi listrik mereka melampaui Jepang, Jerman, hingga Prancis.
3. Tokyo, Jepang
Jangan pernah tertipu dengan luas wilayah negara ini. Meskipun Jepang adalah negara dengan luas wilayah yang relatif kecil, hal ini tidak berlaku demikian dengan tingkat konsumsi listriknya. Ibu kota Jepang, Tokyo, mengonsumsi listrik sebesar 0,93 triliun kWh. Jepang juga menjadi pelanggan batu bara terbesar keempat di dunia.
4. New Delhi, India
New Delhi adalah pusat ekonomi dan membludaknya populasi. Konsumsi listrik India mencapai 1,54 triliun kWh dan diperkirakan akan meningkat menjadi 4 triliun kWh pada 2030. Parahnya, 80% sumber listrik India adalah dari batu bara. Meski begitu, pemerintah India mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan, seperti angin dan biomassa.
5. Beijing, China
Predikat kota paling boros listrik di Asia jatuh pada Beijing. Bayangkan saja, kota ini bisa menghabiskan listrik hingga 6,3 triliun kWh. Jumlah ini berkali-kali lipat lebih besar dari kota-kota sebelumnya. Bahkan, konsumsi listrik New Delhi sebagai kota paling boros kedua se-Asia pun tidak sampai setengahnya.
Cara Agar Tidak Boros Listrik
Langkah-langkah membangun infrastruktur energi alternatif melalui energi angin dan biomassa seperti yang dilakukan India sangat menarik. Tentu, dibutuhkan komitmen yang sangat besar untuk beralih dari sumber listrik mereka yang 80% berasal dari batu bara. Usaha mereka patut untuk diapresiasi bersama.
Memanfaatkan energi terbarukan adalah ide konservasi alam yang kreatif. Berbagai jenis energi terbarukan, seperti angin, air, biomassa, dan cahaya matahari bisa kita gunakan untuk menghasilkan listrik. Peralihan ini harus didukung dengan komitmen yang kuat dan wawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Beralih menuju energi terbarukan memang sudah menjadi tanggung jawab semua orang terhadap lingkungan. Memanfaatkan energi terbarukan adalah cara paling efektif saat ini untuk mengakali ketergantungan listrik tanpa harus mengurangi produktivitas dan merusak alam.
Salah satu bentuk energi terbarukan yang paling mudah dan terjangkau untuk dipakai adalah panel surya. Penggunaan panel surya bisa berdampak positif bagi kelestarian lingkungan mengingat panel surya tidak menghasilkan emisi karbon.
Ketersediaan sinar matahari yang sangat melimpah di Indonesia bisa menjadi poin penting untuk mulai beralih ke panel surya. Pemanfaatan panel surya sedari dini juga bisa dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk bumi yang lebih asri.
Komitmen PT Krakatau Chandra Energi, yang merupakan anak usaha dari Chandra Asri Group, untuk membuat bumi yang lebih asri diwujudkan dalam ERIKS, di mana kami mendukung komitmen pemerintah untuk beralih ke sumber energi hijau yang tengah membidik target NZE (Net Zero Emission) pada tahun 2060.
Hal tersebut dilakukan melalui berbagai upaya, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan memanfaatkan solar panel dan mengembangkan ekosistem EV di Jakarta dan Cilegon.
Ingat, sebagai Warga Asri, kamu punya peran besar dalam mewujudkan masa depan yang lebih hijau. Mulai dari hal kecil, seperti mematikan perangkat yang tidak dipakai hingga mengadopsi energi terbarukan, semuanya bisa membantu mengurangi pemborosan.
Siap jadi bagian Indonesia Asri? Yuk, gabung bersama kami sekarang di Indonesia Asri!