Ambil Secukupnya, Masak Secukupnya, Jadi Tak Ada Sampah Makanan
Jessica menginstal aplikasi untuk mengenali jenis tanaman dari daunnya. Agar saat membuang gulma, tanaman yang bermanfaat tidak ikut tercabut.
Jessica juga belajar mengombinasikan hasil kebunnya. Kemarin, selain talas, dia panen daun kencur. Daun kencur itu dimasak tumis dengan jamur kuping. Cabainya tentu didapat juga dari kebun.
Di Instagram, Jessica terbilang kerap memperlihatkan masakannya. Dia bisa membuat roti dari ubi, gyoza kale, atau gado-gado kebun. Dinamai demikian karena hampir seluruh bahannya dari kebun. Ada daun kacang panjang, bayam brasil, hingga asparagus.
”Dulu saya dapat bibit asparagus saat cari bibit untuk microplant,” tuturnya.
Kalau masakan Western, asparagus biasanya disandingkan dengan steak daging. ”Dengan menanam sendiri, saya akhirnya belajar memakan yang belum pernah saya makan,” ujarnya.
Salah satu yang akhirnya dikonsumsi adalah lenca. Buah lenca biasanya dimakan dengan lalapan atau pecel.
Dengan menanam sendiri, anak-anaknya juga jadi gemar makan sayur. Sebab, mereka dilibatkan salam proses menanam. Terkadang saat mengolah hasil panen pun ikut ke dapur.
”Saya sering bilang ke anak, ayo ke supermarket di atas,” ucapnya.
Jessica juga belajar kegunaan tanamannya selain untuk dimakan. Misalnya, daun jinten yang bisa difungsikan sebagai antiseptik. Kalau ada luka, cukup diolesi daun jinten yang dilumatkan.
Oyong yang biasa dibuat sup ternyata dapat digunakan sebagai alat cuci piring. Oyong yang tua dan berserat dikeringkan. Nanti bertekstur seperti busa cuci piring.
Ulat dan hama lain tak menjadi musuh serius. Semua tanaman Jessica tak menggunakan pupuk kimia. Semuanya organik.
Dan, namanya menanam secara organik otomatis harus berdampingan dengan alam. Termasuk memaklumi keberadaan hama. Cukup dikendalikan. Tidak perlu mengontrol berlebihan terhadap kebunnya.
Dalam lanskap yang berbeda, Jessica tak ubahnya karakter Korot dalam novel Tahun Penuh Gulma karya Siddhartha Sarma. ”Dia mencabuti musuh-musuhnya dan merawat teman-temannya, sampai hujan berhenti dan lapisan tanah bagian bawah mengeras sedikit, dan petak-petak bunganya aman.”