Lingkungan yang mendatangkan perasaan aman, nyaman dan bahagia adalah lingkungan yang diimpikan oleh semua orang termasuk warga sekolah. Untuk membangun rasa aman, nyaman, dan bahagia dalam suatu lingkungan dibutuhkan sinergi antara semua unsur dalam pendidikan untuk menciptakan interaksi yang baik. Salah satu inti positif dari proses interaksi yang baik adalah dengan adanya pembiasaan salam, senyum & sapa.
Pembiasaan salam, senyum dan sapa (3S) menjadi salah satu hal pokok dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif yang diimpikan oleh para guru maupun warga sekolah. Salam, senyum, dan sapa dapat menjadi pembuka interaksi agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif. Pembiasaan salam, senyum dan sapa dapat mempengaruhi konsep diri yang positif untuk dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Dalam praktik yang terjadi di lapangan, Salam, senyum dan sapa merupakan hal yang sepele bagi sebagian orang dan seringkali terabaikan. Padahal jika diterapkan dengan baik dan konsisten pembiasaan salam, senyum dan sapa akan menjadi karakter yang baik, dan menjadi kekuatan positif dalam lingkungan sekolah, terutama jika diterapkan sedini mungkin pada anak-anak.
Hasil dari aksi nyata pembiasaan budaya salam, senyum, dan sapa diantaranya :
1. Membuka komunikasi efektif dalam interaksi dan proses Pembelajaran
Pembiasaan salam senyum dan sapa dilaksanakan guru dan anak didik dalam membuka komunikasi dan interaksi antara anak didik.
2. Membangun rasa aman dan nyaman
Selain membuka komunikasi efektif, pembiasaan salam, senyum dan sapa ternyata juga berdampak dalam membangun rasa aman dan nyaman. Melalui komunikasi yang efektif, anak didik maupun warga sekolah lainnya akan merasa dihargai, serta diakui keberadaannya. Rasa canggung dapat diatasi dengan salam, senyum dan sapaan lembut baik antar anak didik maupun warga sekolah lainnya.
3. Mengenalkan karakter positif
Pembiasaan salam, senyum dan sapa yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan secara tidak langsung mengajarkan kepada anak didik karakter positif untuk menghargai keberadaan orang lain.
Pembiasaan salam, senyum dan sapa juga mengajarkan kepada anak didik mengenai konsep kepedulian.