Table of Contents
Ekonomi sirkular adalah salah satu cara untuk meminimalisir kerusakan lingkungan dan sosial akibat pemanasan global.
Dalam perekonomian saat ini, kita mengambil sumber daya alam (SDA) dari Bumi untuk dibuat produk lalu membuangnya sebagai sampah. Prosesnya hanya bersifat linier sehingga disebut sebagai ekonomi linier.
Model ekonomi linier tidak bisa dipertahankan lagi sebagai gaya hidup di tengah krisis ekologis lantaran masifnya ekstraksi SDA dan penggunaan energi yang besar.
Apa itu ekonomi sirkular?
Ekonomi sirkular adalah model ekonomi seperti lingkaran tertutup, di mana sumber daya akan dimanfaatkan nilai gunanya secara terus menerus.
Dirangkum dari laman GreenPeace, dalam ekonomi sirkular, sumber daya atau material tidak menjadi limbah.
Pasalnya, produk dan bahan tetap beredar melalui proses pemeliharaan, perbaikan, daur ulang, penggunaan kembali, dan pengomposan.
Ekonomi sirkular mengatasi perubahan iklim dan tantangan global lainnya, seperti hilangnya keanekaragaman hayati, limbah, dan polusi.
Pentingnya pengelolaan sampah berkelanjutan dalam ekonomi sirkular
Pengelolaan sampah berkelanjutan menjadi kunci ekonomi sirkular.
Dikutip dari laman Waste4Change, pengelolaan sampah berkelanjutan menekankan pada pengelolaan sampah yang berfokus pada daur ulang, pengurangan limbah sebelum berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), dan penggunaan teknologi.
Hal ini untuk menghasilkan sampah seminimal mungkin, menjaga keberlanjutan demi kemanfaatan lingkungan untuk generasi mendatang.
Contoh ekonomi sirkular
Konsep ekonomi sirkular telah diadopsi oleh Indonesia ke dalam Visi Indonesia 2045. Salah satu penerapan ekonomi sirkular oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah program aspal plastik.
Jenis sampah plastik yang digunakan adalah sampah plastik kresek yang dipakai kantong belanja yakni jenis HDPE (High Density Polyethylene).
Studi yang dilakukan Kementerian PUPR, peningkatan daya tahan jalan hingga 40%. Masa pemeliharaan juga lebih panjang, yakni 7 tahun dibandingkan dengan aspal biasa yang dalam 5 tahun harus diperbaharui kembali.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk selaku pihak swasta juga mengimplementasikan aspal plastik sebagai bagian dari ekonomi sirkular untuk #IndonesiaAsri.
Dikutip dari Kontan.co.id (4/8/2022), Direktur ESG & Keberlanjutan Chandra Asri, Phuping Taweersarp, mengatakan, pihaknya total menggunakan 37,5 juta lembar sampah plastik atau setara 282 ton sampah dari TPA.
“Dengan target jalan plastik aspal mencapai 140 km pada tahun 2025,” ucapnya.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai Warga Asri?
Sebagai Warga Asri kita dapat berkontribusi dalam ekonomi sirkular dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Salah satunya mengikuti tantangan 365 Aksi dalam kampanye #IndonesiaAsri, #AksiAsri365 melalui laman indonesiaasri.com. #AksiAsri365 adalah inisiasi Chandra Asri mewujudkan generasi Indonesia yang peduli lingkungan lewat Indonesia Asri.
Ada 30 tantangan 365 Aksi dalam laman tersebut yang dapat diikuti oleh Warga Asri.
Tantangan yang diberikan pada hari pertama adalah “Sortir dan Hapus 100 E-mail Tidak Penting”. Kenapa tantangan ini penting dilakukan?
Ternyata, email yang menumpuk dan tersimpan di dalam cloud membutuhkan energi listrik yang besar. Hal ini dapat berdampak negatif pada lingkungan.
Langkah kecil yang bisa dilakukan Warga Asri adalah rajin menyortir dan menghapus email untuk kebaikan lingkungan.
Tantangan pada hari kedua adalah “Jenis-jenis Sampah”. Mengetahui jenis-jenis sampah menjadi hal esensial dalam penerapan ekonomi sirkular.
Pasalnya, untuk pengelolaan sampah berkelanjutan maka sampah harus dipilah dan diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai guna.
Penulis :Virdita Rizki Ratriani