Table of Contents
Fakta Tren Fashion
Tren fashion yang silih berganti membuat kita ingin menambah koleksi pakaian agar penampilan semakin menarik. Mulai dari trend tie dye, bucket hat, oversize jacket, hingga fashion item tahun 90an seperti cutbray jeans kembali populer dan diminati.
Terlebih dengan kehadiran teknologi, Warga Asri semakin dimudahkan untuk mengakses mode terkini hingga berbelanja secara online demi isi lemari.
Sayangnya, perilaku tersebut seringkali tidak diimbangi dengan perilaku mengolah sampah pakaian. Mengutip dari YouGov, 66% masyarakat dewasa di Indonesia membuang sedikitnya satu pakaian mereka dalam setahun. Bahkan, tiga dari 10 orang Indonesia pernah membuang pakaian setelah hanya memakainya sekali.
Dari data yang dibuat oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) menunjukkan, sampah kain menyumbang 2,7% dari total volume sampah di tahun 2023. Meski terbilang kecil, tindakan pembuangan sampah pakaian diprediksi akan mengalami peningkatan.
Lalu bagaimana cara menanggulanginya? Warga Asri bisa melakukan beberapa upaya pengelolaan secara sederhana sampah pakaian, dengan menyimak artikel ini!
Menghibahkan Pakaian Tak Terpakai
Jangan biarkan pakaian yang sudah tidak terpakai menjadi sampah. Daripada dibuang, lebih baik diberikan ke toko barang bekas atau organisasi non profit yang memiliki program untuk membantu komunitas kurang mampu.
Warga Asri juga bisa menyumbangkan pakaian bekas, terutama handuk atau seprai lama, ke tempat penampungan hewan (shelter). Biasanya barang tersebut akan digunakan untuk melapisi kandang atau mengeringkan hewan-hewan yang ada.
Bahan Kompos
Yup, Warga Asri tidak salah baca! Rupanya, pakaian dan tekstil lainnya dapat menjadi bahan pupuk kompos yang baik. Sebab, komposisi kompos terdiri atas 25% potongan kain dan 75% bahan organik.
Pakaian atau kain yang bisa dijadikan bahan pupuk kompos harus terbuat dari serat alami, seperti wol murni, katun, sutra, atau linen. Caranya pun cukup mudah, dengan memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil agar mempercepat proses pengomposan.
Namun, Warga Asri juga perlu memastikan bahwa pakaian atau kain yang hendak dijadikan bahan pupuk kompos tidak mengandung plastik dan logam, seperti kancing dan resleting, terlebih noda dari zat non-kompos seperti oli motor dan cat.
Reworked Fashion
Pakaian bekas yang menumpuk juga bisa diolah kembali menjadi pakaian baru dengan menerapkan konsep reworked fashion. Jadi, pakaian bekas yang ada digabungkan serta dirancang menjadi pakaian baru agar lebih menarik dan modis.
Hasil dari reworked fashion tidak hanya dijadikan pakaian, Warga Asri juga bisa mengkreasikannya menjadi barang lain. Seperti selimut, celemek, hingga karpet.
Eits, jangan khawatir bila belum pernah membuatnya, Warga Asri bisa dengan mudah mencari tutorialnya di internet!
Jika Warga Asri konsisten melakukannya, bisa menjadi bisnis baru yang membawa keuntungan, bahkan berpotensi untuk bantu memberdayakan para penjahit rumahan. Pakaian hasil reworked fashion pun biasanya memiliki harga yang lebih tinggi. Jadi tunggu apa lagi, tertarik mencobanya?